Page 537 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 537
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
akan diberhentikan, dan banyak guru-guru yang diberhentikan dan dari
jabatan, sementara ada yang dipindahkan dengan alasan tertentu. Oleh
8
karena gerakan yang dilakukan Y.A.Patty ini dianggap sangat
membahayakan pemerintahan Belanda, maka Patty ditangkap dan diadili di
Makasar pada 1924 dan kemudian diasingkan ke Boven Digul di Irian
Barat.
Perjuangan Patty dilanjutkan oleh Mr. J. Latuharhary yang
membawa Sarekat Ambon bersama organisasi politik lainnya di pulau
Jawa untuk mencapai tujuan Indonesia Merdeka. Sementara di Ambon,
Sarekat Ambon tetap bertahan sekalipun mendapat tantangan dari
lawan politiknya Regenten Bond dan Molukshe Politiek Verbond.
Perjuangan terus dilakukan dengan mereorganisasi seperti dilakukan D.
Ajawaila dengan bimbingan Mr. J. Latuharhary di Jawa. Setelah D.
Ajawaila meninggal pada 27 Desember 1927, maka perjuangan ini terus
dilanjutkan oleh E.U.Pupella yang juga seorang nasionalis dan dibantu
oleh Ot Pattimaipau dan Wim Reawaru.
9.3. Maluku di Masa Pendudukan Jepang.
Kehadiran Jepang di berbagai tempat di Maluku bervariasi dari
satu daerah ke daerah lain. Namun, perlakukan Jepang yang sangat
kejam terhadap nasyarakat di Maluku tidak berbeda jauh dengan
daerah lainnya di Indonesia. Di Ambon, sebelum kedatangan Jepang,
orang Ambon telah melakukan kontak dengan VOC dan pemerintahan
Belanda sejak tiga abad dan hal ini mempengaruhi kehidupan orang
9
Ambon di segala bidang. Chauvel menyebutkan hubungan yang lama
ini menunjukkan begitu lama dan intimnya orang Ambon dengan
Belanda di wilayah Indonesia. Dengan demikian, kehadiran Jepang di
Ambon memberikan dampak bagi orang Ambon dan orang Maluku
lainnya di kemudin hari.
Sejak 1942, Jepang mulai menduduki Ambon dengan
menjadikan Ambon sebagai bagian dari wilayah administrasi kelautan
dengan pusat pemerintahannya di Makasar. Ambon pada masa itu di
bawa kekuasaan Seram Minseifu yang kaitannya dengan Maluku
sebagai residen tanpa Irian Barat dan Ambon sebagai pusat
pemerintahan administrasi. Untuk memperoleh kemenangan perang
melawan sekutu dan mendapat dukungan dari penduduk lokal,
Pemerintahan Jepang menggunakan anggota Sarekat Ambon sebagai
sarana untuk mendapat dukungan. Untuk itu, E.U. Pupella yang sejak 1938
525