Page 30 - E-MODUL SEJARAH LOKAL SITUS WONOSUKO SEBAGAI PENINGGALAN MEGALITIK DI BONDOWOSO
P. 30
@2022, Pendidikan Sejarah, Universitas Jember
Pandangan sejarawan pada umumnya, meyakini munculnya kebudayaan megalitik berkai-
tan erat dengan “The Neolithic Revolution” pada jaman Bercocok Tanam yang menghadirkan
beragam inovasi penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya manusia pada masa
prasejarah. Inovasi yang dimaksud salah satunya adalah pola subsistensi menghasilkan makanan
(food producing) yang, koinsidensi, menggeser dan kemudian menggantikan pola subsistensi
berburu dan mengumpulkan/ meramu makanan (hunting and food gathering) (Swastika, 2020:
49-50).
Pengetahuan tentang teknologi yang berguna dan nilai-nilai hidup terus berkembang, anta-
ra lain, pembiakan ternak, pemilihan benih-benih tanaman, dan penemuan alat-alat baru yang
lebih cocok untuk keperluan sehari-hari semakin bertambah. Sikap hidup selalu berkisar pada
persoalan-persoalan manusia, bumi, hewan, dan tabu (taboo) (Soejono & Leirisa, 2019: 251).
Akibatnya, lahirlah konsepsi mengenai eksistensi sesuatu zat yang bersifat supra-natural dan
sekaligus bersifat adi-kodrati (Swastika, 2020: 51). Sesuatu tersebut dianggap sebagai zat yang
mengatur kehidupan manusia yang berwujud supra-natural (Abdullah & Lapian, 2012: 305).
Konsepsi pemujaan nenek moyang melahirkan
tata cara yang menjaga tingkah laku masyarakat
di dunia fana supaya sesuai dengan tuntutan
hidup di dunia akhirat (Soejono & Leirisa,
2019: 251). Dengan demikian, latar belakang
kepercayaan akan kehidupan di akhirat dan
alam pikiran yang berdasarkan pemujaan nenek
moyang, dimanifestasikan dalam berbagai
macam bangunan yang kita sebut hasil-hasil
kebudayaan megalitikum (Soekmono, 1981:
78).
Sumber: Noor & Mansyur, 2015: 56
Gambar 10 : Menhir di wilayah Toraja
E-modul Berbasis Discovery Learning 17