Page 106 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 106

3. Hari-Hari Terakhir Gubernur Soerjo






                 Selama di Kediri Gubernur Soerjo menjalankan    kawannya, termasuk Hatta, menganjurkan Soerjo
                 tugas-tugasnya yang tertunda karena peristiwa   tidak berangkat ke Madiun karena situasi jalan
                 10 November di Surabaya dengan memfokuskan      menuju kota itu belum aman. Namun, Soerjo
                 pembenahan struktur ekonomi daerah melalui      bersikeras berangkat. Ketika Soerjo baru saja
                 sektor pertanian. Ketika tentara Belanda mendekati   keluar kota Yogyakarta, ban depan mobil tiba-
                 wilayah Kediri, pemerintah Jawa Timur pindah ke   tiba meletus. Ban cadangan pun dipasang dan
                 Malang pada Februari 1947. Saat Gubernur Soerjo   mobil kembali melaju, tetapi tiba-tiba mogok
                 berkantor di kota Malang, Sidang Lengkap KNIP   karena kehabisan bensin. Menjelang Solo, hari
                 yang ketiga diselenggarakan di kota tersebut pada   mulai gelap. Soerjo dan kedua pendampingnya
                 25 Februari hingga 6 Maret 1947. Selanjutnya,   memutuskan menginap di rumah Soediro, Residen
                 pada Juni 1947 Pemerintah RI pindah dari Jakarta   Solo.
                 ke Yogyakarta akibat agresi militer Belanda
                 yang menghendaki Soerjo menjadi Wakil Ketua     Keesokan harinya rombongan kecil Soerjo
                 Dewan Pertimbangan Agung mendampingi R.A.A.     melanjutkan perjalanan. Pada saat siang hari
                 Wiranatakusumah sebagai ketua. Ketika menjadi   menjelang sore, mereka melintasi kawasan hutan
                 Wakil Ketua DPA itulah takdir hidup Soerjo      jati di wilayah Bogo, Kedunggalar, Ngawi, Jawa
                 ditentukan.                                     Timur. Tanpa sepengetahuan mereka, kawasan
                                                                 hutan itu menjadi tempat istirahat sekitar 3.000
                 Pada pertengahan September 1948 Partai          prajurit pro-PKI pimpinan Maladi Yusuf. Mobil
                 Komunis Indonesia pimpinan Muso melancarkan     dihentikan, Soerjo, ajudan dan sopir ditahan. Ikut
                 gerakan melawan pemerintahan Sukarno-Hatta.     pula ditahan dua anggota Kepolisian RI, yakni
                 Pada mulanya fokus gerakan hanya di Solo dan    Komisaris Besar M. Doerjat dan Komisaris Soeroko
                 Madiun, tetapi berhasil dipukul mundur oleh TNI   yang pada saat bersamaan juga tengah melewati
                 hingga ke pelosok-pelosok di Jawa Timur. Dalam   kawasan tersebut.
                 gerakan mundur itulah pada November 1948 PKI
                 melakukan pembunuhan terhadap orang-orang       Setelah membakar mobil-mobil para tawanan,
                 yang dianggap feodal. Salah seorang yang menjadi   anggota pasukan Maladi Yusuf menggiring
                 korban pembunuhan adalah adik laki-laki Soerjo   kelimanya ke Kampung Sundi di Desa Bangunrejo
                 yang bernama R.M. Sardjoeno yang kala itu       Lor, sekitar 5 kilometer dari lokasi mereka
                 menjabat Wedana Sepanjang.                      dihadang. Pagi hari tanggal 12 November 1948,
                                                                 dalam keadaan hanya memakai celana dalam
                 Soerjo yang saat itu tengah berada di Yogyakarta   dan mata tertutup secarik kain, pasukan Maladi
                 sangat berduka dengan kematian adik tercinta.   membawa tawanan ke tepi Kali Kakah di Dusun
                 Pada 10 November 1948 Soerjo berkesempatan      Ngandu. Dengan senjata tajam, orang-orang
                 ikut memperingati 40 hari kematian sang adik di   Maladi Yusuf menghabisi satu persatu kelima
                 Madiun. Usai mengikuti upacara peringatan Hari   tawanan tersebut dengan cara memenggal
                 Pahlawan, Soerjo berkemas ke Madiun dengan      kepala mereka. Jasad Soerjo kemudian dibawa
                 hanya dikawal salah seorang ajudan, Mayor       ke Madiun. Atas keinginan keluarga besarnya,
                 Soehardi, dan sopirnya, Letnan Soenarto. Sejumlah   Soerjo dikebumikan di pemakaman keluarga besar
                                                                 istrinya di Sawahan, Desa Kapalorejo, Magetan.

















                 92                                               ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111