Page 104 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 104

Sang Gubernur



                                 di Tengah Perang






                 12 Oktober 1945
                 R.M.T.A. Soerjo mengawali tugasnya sebagai gubernur pertama Republik
                 Indonesia untuk Jawa Timur. Langkah pertama yang ia lakukan adalah
                 mengangkat Doel Arnowo (Ketua KNID Surabaya) sebagai pembantu
                 gubernur dan beberapa tokoh terkemuka, antara lain, Roeslan
                 Abdulgani, Mr. Dwidjosewojo, Bambang Suparto, serta Subianto sebagai
                 bagian dari tulang punggung pemerintahannya.




                 25 Oktober 1945
                 Sekitar 6.000  prajurit Sekutu dari Brigade 49 Infanteri India
                 (Inggris) mendarat di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
                 Selain mengurusi kaum interniran, mereka pun akan mengawasi
                 pemindahan kekuasaan dari militer Jepang. Pimpinan mereka
                 Brigadir Jenderal A. W. S. Mallaby, lewat dua perwiranya,
                 menyampaikan undangan lisan kepada Gubernur Soerjo untuk
                 melakukan pertemuan di atas kapal Inggris. Namun karena ada
                 kesalahpahaman, perundingan ini gagal terlaksana.



                  26 Oktober 1945
                  Bertempat di Kegubernuran Jawa Timur, berlangsung perundingan
                  antara utusan pihak Sekutu dengan Gubernur Soerjo.



                         28 Oktober 1945
                         Terjadi bentrok antara pasukan Sekutu dengan para pejuang
                         Surabaya. Bentrok itu kemudian menjalar ke seluruh Surabaya
                         dan menimbulkan pertempuran-pertempuran hebat.

                                     29 Oktober 1945
                                     Posisi pasukan Sekutu di Surabaya terjepit. Atas insiatif
                                     Komandan Pasukan Sekutu di Asia Tenggara Jenderal
                                     Sir Philip Christison,  pihak Sekutu kemudian meminta
                                     Presiden Sukarno untuk turun tangan.


                                                  30 Oktober 1945
                                                  Berlangsung perundingan antara pihak RI yang diwakili oleh
                                                  Sukarno-Hatta dengan Hawthorn dan Mallaby dari pihak Sekutu.
                                                  Kedua pihak setuju untuk kembali melakukan gencatan senjata dan
                                                  meratifikasi hasil perundingan yang sudah dilakukan antara kedua
                                                  pihak pada 26 Oktober 1945. Beberapa saat setelah Sukarno-Hatta
                                                  meninggalkan Surabaya, situasi kembali memanas. Bentrok senjata
                                                  kembali terjadi dan menyebabkan Brigjen Mallaby tewas.


                 90                                               ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109