Page 101 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 101

menegaskan tekadnya untuk terus melanjutkan      gencatan senjata itu memberi kesempatan
                   pertempuran dan menjamin bahwa mereka            kepada pasukan Inggris untuk menyusun kembali
                   tidak pernah melanggar perjanjian 26 Oktober.    kekuatannya. Mereka diam-diam mendatangkan
                   Pengingkaran janji, menurut para pejuang,        pasukan tambahan.
                   dilakukan oleh Inggris atau Sekutu. Secara khusus,
                   Gubernur Soerjo dan Doel Arnowo meminta          Di tengah berlangsungnya gencatan senjata,
                   Presiden bersikap tegas terhadap Inggris. Begitu   Brigadir Mallaby diberitakan tewas dalam suatu
                   pula pemuda Sutomo atau Bung Tomo meminta        insiden di depan Gedung Internatio, tepat di tepi
                   Sukarno memahami perasaan rakyat Surabaya.       Kali Mas. Peristiwa itu terjadi hanya beberapa
                   Sukarno bergeming. Ia meminta agar gencatan      jam setelah kesepakatan antara Sukarno-
                   senjata dijalankan dan kerja sama dengan tentara   Hawthorn ditandatangani. Kemudian, Gubernur
                   Inggris terus dilakukan.                         Soerjo mengutus Roeslan Abdulgani dan Dokter
                                                                    Soegiriuntuk menawarkan perundingan dan
                   Keesokan harinya dilakukan perundingan antara    meminta Inggris mencabut ultimatumnya yang
                   pihak Inggris dan Sekutu yang diwakili Hawthorn   menuntut pimpinan pemerintah RI di Surabaya,
                   dan Mallaby dengan perwakilan RI Sukarno-Hatta.   pemuda, dan badan-badan perjuangan agar
                   Perundingan tersebut menghasilkan gencatan       melaporkan diri untuk menyerah kepada Inggris
                   senjata. Namun, seperti perundingan sebelumnya,   atau Sekutu. Inggris menyebarkan ultimatumnya
                   perundingan tersebut juga berpotensi dilanggar   melalui pamflet yang justru membuat rakyat
                   oleh pihak Sekutu terlebih di mata para pejuang   Surabaya sangat marah. Pamflet tersebut
                   Surabaya hasil perundingan antara RI dan Sekutu   ditandatangani oleh Mayor Jenderal E.C. Mansergh
                   tersebut sama sekali tidak ada harganya. Setelah   selaku Panglima Tentara Inggris di Jawa Timur.
                   rombongan Presiden Sukarno kembali ke Jakarta,   Isi pamflet persis sama dengan ultimatum yang
                   baku tembak masih tetap berlangsung. Meskipun    telah diterima Gubernur Soerjo. PresidenSukarno
                   demikian, seruan Presiden untuk menghentikan     menyatakan telah memerintahkan Menteri
                   pertempuran secara umum ditaati. Di sisi lain,   Luar Negeri Soebardjo untuk meminta Jenderal













































                                                                             Mobil Brigjen Mallaby diserang di kota Surabaya


                 ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA                                       87
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106