Page 17 - AKIDAH DAN ILMU KALAM E-BOOK
P. 17
kejahilan sebagai modal,Al Asy'ari melihat argumen-argumen yang
dikemukakan oleh pengkritik Kalam adalah argumen yang tidak mempunyai
dasar sama sekali.
Upayanya menolak tuduhan dan argumen mereka itu dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Pertama, Jika pengkritik Kalam menganggap Ilmu Kalam yang
diciptakan oleh kaum Mutakalimin sebagai hasil perbuatan bid'ah dan
menyesatkan, lantaran Nabi menurut mereka tidak pernah menganjurkan
untuk membahas ilmu seperti itu, maka Al-Asy'ari menolak dan membantah
argumen ini dengan mengemukakan alasan: Nabi pun tidak pernah berkata:
"barang siapa yang membahas Ilmu Kalam, Jadikanlah ia sebagai pembawa
bid'ah dan kesesatan".
Kedua, Anggapan pengkritik Ilmu Kalam bahwa persoalan-perso alan
yang dibahas dalam Ilmu Kalam bertentangan dengan Al-Qur'an dan Sunah,
menurut Al-Asy'ari adalah anggapan yang keliru sebab nyata sekali bahwa
hal-hal yang dibahas di dalam Ilmu Kalam itu, de mikian Al-Asy'ari
berargumen, berakar dari Al-Qur'an dan Sunah.
Ketiga, Seluruh persoalan teologis yang dibahas oleh ulama-ula ma
Kalam itu sebenarnya bukanlah persoalan yang tidak diketahui oleh Nabi
hanya saja dari masa Nabi sampai kepada masa sahabat. - meskipun persoalan-
persoalan tersebut ada dasarnya pada Al-Qur'an dan Sunah-kebetulan tidak
menjadi bahasan yang sistematis di ka langan sahabat.
Demikianlah pembelaan Al-Asy'ari terhadap Ilmu Kalam yang pa da
prinsipnya merupakan sanggahan balik terhadap keberatan kaum Hanbaliah
terhadap disiplin ilmu tersebut. Hampir semua ahli Kalam berpendapat bahwa
nalar merupakan jalan untuk membuka penge tahuan, termasuk pengetahuan
tentang ketuhanan.
Abu Main dari kubu Ahl al-Sunnah berpendapat bahwa setiap orang yang
sudah balligh harus sanggup membuktikan adanya Tuhan, pencipta alam
semesta, melalui argumen rasional. Kemudian al-Baqil lani mendeskripsikan
pandangan al-Asy'ariyah yang mewajibkan sese orang karena yang demikian
9