Page 16 - AKIDAH DAN ILMU KALAM E-BOOK
P. 16
F. Kontroversi Dan Pembelaan Tentang Ilmu Kalam
Secara historis dapat diketahui bahwa kaum Hanbaliah merupa kan
kelompok yang paling keras menolak kehadiran Ilmu Kalam dalam sistem
ajaran Islam. Pada umumnya kaum Hanbaliah melihat prob lematika Ilmu
Kalam pada metode argumentasinya yang tidak sesuai dengan tuntutan Al-
Qur'an dan Sunah karena menggunakan metode dialektis dan rasional, yang
pada dasarnya pinjaman dari luar, khusus nya filsafat Yunani. Pandangan ini
disanggah oleh kmm Mutakalimin, terutama oleh Al-Asy'ari.
Menurut Al-Asy'ari, Nabi Muhamamd memang tidak merumuskan
Ilmu Kalam, tetapi dasar-dasar pemikiran dalam Ilmu Kalam yang
dikembangkan kaum Mutakalimin secara jelas terdapat dalam Al-Qur'an dan
Sunah.
Di sisi lain, Ibn Taimiyyah menuduh kaum Mutakalimin telah
mengabaikan metodologi yang ditawarkan Al-Qur'an dalam menjelas kan
persoalan yang berkaitan dengan ushül al-din.
Ibn Taimiyah setuju dengan sikap Imam al-Syafi'i terhadap Ka lam dan
Mutakalimin. Imam al-Syafi'i pernah mengatakan bahwa ahl al-Kalam
haruslah disingkirkan dan dijadikan momok karena mere ka telah terbukti
membawa hasil kerja nalar mereka, dan berbahaya bagi umat. Ulama lain yang
mempunyai sikap anti Kalah yang cukup ekstrem adalah Fakhr al-Din al-Razi.
Ilmu Kalam, menurutnya lebih banyak memberikan keraguan daripada
kepastian Al-Razi ini pernah mengatakan bahwa ia telah lama melakukan
perenungan yang men dalam tentang metodologi Kalam dan prosedur-
prosedur yang dilalui filsafat, dan ia menemukan bahwa keduanya tidak
pernah dapat me nyembuhkan penyakit sebagaimana keduanya tidak pernah
dapat me lepaskan lapar dan dahaga iman.
Tetapi demikian, kritik para ulama itu segera mendapat sanggah an
balik dari pihak pembela Ilmu Kalam. Di antara para ulama Ka lam yang
paling bersemangat menanggapi kritik-kritik terhadap Ilmu Kalam tersebut
adalah Abu al-Hasan Al-Asy'ari.
Dalam penjelasannya, Al-Asy'ari menganggap orang-orang yang tidak
menerima kehadiran Ilmu Kalam sebagaiorang-orang yang menjadikan
8