Page 15 - IMAN SANTOSA_PERLAWAN BANGSA INDONESIA MELAWAN BELANDA
P. 15

7) Perang Jagaraga di Bali
                                                Perang Jagaraga berawal ketika Belanda dan Kerajaan di

                                                Bali bersengketa tentang hak  tawan  karang. Hak  tawan
                                                karang  menyatakan  bahwa  setiap  kapal yang kandas di
                                                perairan  Bali  menjadi  hak  penguasa  di  daerah  tersebut.

                                                Pemerintah    Belanda    memprotes    raja    Buleleng    yang
                                                menyita  2  (dua)  kapal  milik   Belanda.   Raja   Buleleng

                                                tidak      menerima      tuntutan      Belanda      untuk
                                                mengembalikan    kedua    kapalnya.    Persengketaan    ini
                       Gb. 10. Raja Buleleng
                       Sumber: id.wikipedia.org   menyebabkan  Belanda  melakukan  serangan  terhadap

                    Kerajaan    Buleleng    pada    tahun    1846.    Belanda    berhasil  menguasai  Kerajaan
                    Buleleng,  sementara  Raja  Buleleng  menyingkir  ke  Jagaraga  dibantu  oleh  Kerajaan

                    Karangasem.Setelah  berhasil  merebut  Benteng  Jagaraga,  Belanda  melanjutkan
                    ekspedisi militer tahun 1849. Dua kerajaan Bali, yaitu Gianyar dan Klungkung menjadi
                    sasaran Belanda pada tahun 1906. seluruh kerajaan di Bali pun jatuh ke pihak Belanda

                    setelah  rakyat  melakukan  perang  habis-habisan  sampai  mati,  yang  dikenal dengan
                    perang puputan jagaraga.


                        Wawasan

                            Perang  Diponegoro  merupakan  salah  satu    perang  terbesar  yang  pernah
                            terjadi selama pendudukan Belanda di negeri ini. Perang ini berkobar hampir
                            di  seluruh  wilayah  Jawa  Tengah,  dan  sebagian  wilayah  di  Jawa  Timur.
                            Termasuk di beberapa wilayah pisisir utara Pulau Jawa.
                 Perang,  yang  juga  dikenal  sebagai  Perang  Jawa  (1825-1830),  ini  menimbulkan  korban
                 bagi kedua belah pihak. Tercatat ada 200.000 orang di Jawa tewas selama peperangan.
                 Di  pihak  Belanda,  8000  prajurit  Eropa  terbunuh,  dan  7000  prajurit,  yang  direkrut
                 Belanda  dari  wilayah  Nusantara,  tewas.  Belanda  juga  mengalami  kerugian  materi
                 sebesar 20 juta gulden.
                 Sebenarnya,  sejak  meletusnya  Perang  Diponegoro  ini,  Belanda  telah  berusaha
                 mencegah  agar  perang  ini  tidak  menjadi  berlarut-larut.  Misalnya,  Van  der  Capellen,
                 Gubernur  Jenderal  Belanda  di  Batavia  saat  itu,  memerintahkan  agar  seluruh  pasukan
                 Belanda di Jawa dikonsentrasikan ke Yogyakarta, Surakarta, dan sekitarnya.
                 Perang  yang  dipimpin  langsung  oleh  Pangeran  Diponegoro  ini  mampu  membuat
                 kerugian  yang  besar  bagi  pihak  Belanda.  Dan,  semakin  meluas  ke  wilayah  di  luar
                 Yogyakarta.    Sumber:    https://kerisnews.com/2017/11/25/perang-diponegoro-yang-
                 membangkrutkan-kolonial/









               MODUL PEMBELAJARAN IPS   |    UNTUK SMP/MTs KELAS VIII SMT 2                             H a l | 12
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20