Page 54 - MAJALAH MULIA EDISI MARET 2021 VERSI ONLINE
P. 54
SEJARAH
GAYA BAHASA BUYA
HAMKA, LEMBUT DAN
BERTENAGA
Hidup itu dijalani, bukan dipikirkan. Karena jika nantinya yang
terlaksana tidak sesuai dengan yang diinginkan, yang hanyalah
kekecewawan
iapa yang tak kenal Haji laman pemahaman Buya Hakma.
Abdul Malik Karim Am- Pernah dalam sebuah pidato di
rullah alias Buya Hamka Majelis Konstituante, Buya Ham-
S(1908-1981). Ia adalah ka memberikan sebuah ungka-
sosok ulama, sastrawan, jurnalis pan luar biasa.
dan juga seorang cendekiawan “Tidak ada tempat takut,
mumpuni dalam sejarah Indone- melainkan Allah. Allahu Akbar!
sia. Hanya Allah Yang Maha Besar,
Lukman Hakiem dalam yang lain kecil belaka! Laa ilaaha
bukunya “Dari Panggung Seja- illallah. Tidak ada Tuhan tempat
rah Bangsa Belajar dari Tokoh menyembah, tempat takut, tem-
dan Peristiwa” menuliskan, “Be- pat me mohon, tempat berlind-
gitu banyak menulis buku, Buya ung melainkan Allah!.”
Hamka adalah sejatinya cendeki- Lukman Hakiem menegaskan,
awan. Tulisan dan ceramah Buya inilah prinsip perjuangan Buya
Hamka sama kualitasnya.” Hamka yang dia pegang teguh
Lebih lanjut disebutkan, “Sa- hingga akhir hayatnya. Lebih
ma-sama disampaikan dengan jauh Buya Hamka mengingatkan
bahasa yang lembut dan bijaksa- agar umat Islam menjauhkan diri
na, tetapi tidak pernah terlepas dari sifat pengecut.
dari hakikat yang ingin dia ajak “Orang pengecut, pekerjaan-
ber dialog, yaitu hal-hal paling nya selalu sia-sia. Duduknya di
mendasar dari eksisteni kema- bawah. Dia tidak berani ke atas.
nusiaan kita; akidah dan akhlak.” Dia hanya jadi pengikut, tidak
Semua itu menunjukkan keda- berani diikuti,” demikian kata
50 MULIA | Rajab 1442/Maret 2021