Page 63 - D:\PERANGKAT\LKPD\
P. 63

muncul ide dalam diri Sneevliet untuk bergabung dengan organisasi lain yang sudah

                          ada.  Ide  ini  tidak  berhasil  diwujudkan.  Akhirnya,  ISDV  masuk  dan  menjalin
                          hubungan dengan tokoh-tokoh organisasi Sarekat Islam (SI). Demikian juga dengan

                          Tan  Malaka,  Musso,  dan  Alimin  mempunyai  hubungan  yang  erat  dengan  Uni
                          Soviet  terutama  pada  masa  pemerintahan  Stalin.  Pada  1948,  Musso  pernah

                          menganjurkan agar Indonesia bergabung dengan Uni Soviet.


                   7.  Latar belakang utama Perang Dunia II:

                       a.  Jerman  yang  kalah  Perang  Dunia  I  dibebani  hukuman  oleh  Sekutu  berupa
                          membayar semua kerugian perang. Jerman, di bawah Adolf Hitler, merasa sakit hati

                          dan direndahkan lewat Perjanjian Versailles. Sementara itu, selain sangat kecewa

                          dengan  hasil  Perjanjian  Versailles,  Italia  berhadapan  dengan  krisis  ekonomi  di
                          dalam  negeri.  Hal  ini  melatarbelakangi  lahirnya  rezim  fasis,  militeristik,  dan

                          totalitarian  di  Jerman  dan  Italia.  Sementara  di  Jepang,  kemunculan  fasis
                          dimaksudkan untuk menjamin keberlangsungan pertumbuhan ekonomi yang sudah

                          tercipta sejak Restorasi Meiji.
                       b.  Alasan  kedua  adalah  krisis  ekonomi.  Depresi  ekonomi  yang  begitu  panjang

                          mempertajam  persaingan  antarbangsa  serta  meningkatkan  kecemasan  dan  rasa

                          curiga antarnegara.


                   8.   Inggris dan Prancis menerapkan kebijakan appeasement, yang dalam konteks politik
                       berarti  mengalah  kepada  musuh  demi  menghindari  perang,  asalkan  tuntutan  masih

                       berada dalam batas toleransi. Selama tahun 1930-an, banyak politikus, tak terkecuali

                       politikus Inggris dan Prancis, sampai pada pemahaman bahwa butir-butir Perjanjian
                       Versailles  tidak  adil  bagi  Jerman.  Oleh  karena  itu,  tindakan-tindakan  Hitler

                       pascaperjanjian  itu  dipandang  sebagai  hal  yang  dapat  dimengerti  dan  dibenarkan.
                       Kebijakan appeasement kemudian ditinggalkan oleh Inggris dan Prancis ketika Hitler

                       menempatkan  Polandia  sebagai  target  berikutnya.  Kedua  negara  tersebut  kemudian

                       secara terbuka berjanji untuk memerangi Jerman dan kekuatan Axis-nya.


                   9.  Setelah Perang Dunia II usai, Jerman benar-benar takluk dan rezim Nazi tumbang. Para
                       pemimpinnya  diadili  atas  kejahatan  terhadap  kemanusiaan  di  Nuremberg,  Jerman,

                       pusat propaganda kemenangan Nazi. Kota-kota di Jerman hancur karena pengeboman
                       yang masif. Jerman dibagi menjadi empat zona pendudukan oleh kekuatan Sekutu,
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68