Page 49 - PERTEMPURAN TELUK CIREBON
P. 49
Pertempuran Teluk Cirebon
30
mencapai kemerdekaan melalui diplomasi. Massa
pro-revolusi melakukan demonstrasi di di kota-kota
besar, salah satunya dipimpin Tan Malaka di Jakarta
dan diikuti lebih dari 200,000 orang. Tetapi aksi ini
yang akhirnya berhasil dipadamkan oleh Soekarno-
Hatta, karna mengkhawatirkan pecahnya aksi-aksi
kekerasan.
Pada September 1945, banyak pemuda Indonesia
yang menyatakan diri "siap mati untuk kemerdekaan
100%" karena tidak dapat menahan kesabaran
mereka. Pada saat itu, penculikan kaum
"nonpribumi" - interniran Belanda, orang-orang
Eurasia, Maluku dan Tionghoa - sangat umum
terjadi, karena mereka dianggap sebagai mata-mata.
Kekerasan menyebar dari seluruh negeri, sementara
pemerintah pusat di Jakarta terus menyerukan kepada
para pemuda agar dapat tenang. Namun, pemuda
yang mendukung perjuangan bersenjata memandang
pimpinan yang lebih tua sebagai para "pengkhianat
revolusi", yang pada akhirnya sering menyebabkan
meletusnya konflik internal di kalangan masyarakat
31
sipil.
30 Vickers, Adrian.op.cit.,hal 97
31 Reid, Anthony. The Indonesian National Revolution 1945–1950.
(Melbourne: Longman Pty Ltd. 1974), hal. 4
36