Page 22 - Warta Bea Cukai Edisi Oktober 2018
P. 22

LAPORAN UTAMA



            Dari  pertimbangan  di  atas,  hasil  tinjauan  Sementara itu,  dalam  rangka mendukung
            menyimpulkan   bahwa    perlu   dilakukan  kebijakan   pemerintah   dalam   memitigasi
            penyesuaian tarif PPh pasal 22 terhadap, 1.147  dampak volatilitas ekonomi global, Kementerian
            pos  tarif  yang  dituangkan  dalam  Peraturan  Keuangan akan terus  melakukan simplikasi
            Mentri  Keuangan  (PMK)  110/PMK.04/2018.   administrasi perpajakan dan kepabeanan.
            Adapun  kenaikan  tarif  yang  ditetapkan  itu  Sinergi DJP dan DJBC akan terus diarahkan untuk
            sekitar 2,5 - 7,5 persen dilihat dari tren impor  meningkatkan pelayanan dan tingkat kepatuhan
            dan ketersediaan barang subtitusi dalam negeri  yang mendukung pertumbuhan industri dalam
            dengan rincian sebagai berikut:          negeri.  Salah  satunya melalui  percepatan
                                                     pelayanan  restitusi,  khususnya  untuk  pelaku
               a)  210 item komoditas, tarif PPh 22 naik dari  usaha yang memiliki reputasi yang baik.
                  7,5 persen menjadi 10 persen.  Termasuk
                  dalam kategori ini adalah barang mewah  Kebijakan untuk  melakukan pengendalian
                  seperti mobil CBU dan motor besar.  impor  melalui  kebijakan  pajak penghasilan
               b)  218 item komoditas, tarif PPh 22 naik dari  sebenarnya bukan  merupakan  kebijakan  yang
                  2,5 persen menjadi 10 persen.  Termasuk  baru pertama kali  dilakukan pemerintah.
                  dalam  kategori  ini  adalah  seluruh  Pemerintah  pernah  memberlakukan  kebijakan
                  barang  konsumsi  yang  sebagian  besar  yang  serupa  di  tahun  2013  dan  tahun  2015.
                  telah  dapat  diproduksi  di  dalam  negeri  Pada  tahun  2013,  pemerintah  menerbitkan
                  seperti barang elektronik (dispenser air,  PMK  175/PMK.011/2013  juga  dalam  rangka
                  pendingin  ruangan,  lampu),  keperluan  mengendalikan  impor  setelah  Taper Tantrum.
                  sehari-hari  seperti  sabun,  sampo,  Saat itu, pemerintah menaikkan tarif PPh pasal
                  kosmetik, serta peralatan masak/dapur.  22  atas  502  item  komoditas  konsumsi  dari
               c)  719  item  komoditas,  tarif  PPh  22  naik  2,5  persen  menjadi  7,5  persen.    Sedangkan
                  dari  2,5  persen  menjadi  7,5  persen.   pada  tahun  2015,  pemerintah  melanjutkan
                  Termasuk  dalam  kategori  ini  seluruh  kebijakan ini  dengan menerbitkan PMK
                  barang  yang  digunakan  dalam  proses  107/PMK.010/2015.    Melalui  PMK  tersebut
                  konsumsi dan keperluan lainnya.    pemerintah  menaikkan  PPh  pasal  22  atas
                                                     240 item komoditas konsumsi dari 7,5 persen
            Contohnya  bahan  bangunan  (keramik),  ban,  menjadi  10  persen  atas  barang  konsumsi
            peralatan  elektronik  audio-visual  (kabel,  box  tertentu yang dihapuskan pajak penjualan atas
            speaker),  produk  tekstil  (overcoat,  polo  shirt,  barang mewah (PPnBM) nya.
            swim wear).
                                                     Sisi Lain dari Kenaikan Tarif PPh Impor
            Menurut  Djanurindo  Wibowo  selaku  Kasubdit
            Impor,   Direktorat   Teknis   Kepabeanan,  Perlu  diketahui  bahwa,  setiap  kebijakan  yang
            kebijakan  ini  dilakukan  pemerintah  sebagai  diambil  pemerintah  tidak  dipungkiri  akan
            langkah  strategi  untuk  mengendalikan  impor  ada dampak positif dan negatifnya.  Lalu yang
            atas  barang-barang  tertentu  sehingga  dapat  menjadi  pertanyaan,  selain  dampak  positif
            memperbaiki defisit neraca perdagangan. Selain  yang diuraikan di atas, apa dampak negatif atau
            itu  pemerintah  ingin  mendorong  penggunaan  kelemahan  dari  kebijakan  pemerintah  dalam
            barang  produksi  dari  dalam  negeri  serta  menaikkan  tarif  pajak  impor  (PPh  22)  dengan
            melindungi industri dalam negeri.        dikeluarkannya PMK 110/PMK.04/2018 ini?
            Dengan  dikeluarkannya  kebijakan  tersebut,
            diharapkan  pengusaha  nasional  akan  semakin  Mengatur impor  memang  bagaikan buah
            bertumbuh dan berdaya saing dengan produk  simalakama. Di  satu sisi,  membatasi impor
            luar  negeri.  “Dengan  adanya  kenaikan  tarif  bisa  mengurangi  defisit  perdagangan,  namun
            PPh 22 ini justru menjadi peluang bagi industri  mengurangi impor tidak menutup kemungkinan
            nasional  untuk  meningkatkan  produksinya  akan berdampak negatif terhadap perlambatan
            dalam  memenuhi  kebutuhan  atas  barang-  pertumbuhan  ekonomi.   Menetapkan  pilihan
            barang  yang  sebelumnya  diimpor,”  ujar  inilah  yang  butuh  pertimbangan  matang
            Djanurindo.                              sebelum   pemerintah  mengambil   suatu
                                                     kebijakan.





            20  | Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27