Page 195 - Microsoft Word - E-BOOK BEST PRACTICE_DARI FILM PENDEK HINGGA PANDAI SIKEK
P. 195
Pendidikan di zaman Rasulullah SAW banyak dilakukan di
masjid. Masjid selain sebagai tempat ibadah juga dijadikan
tempat berkumpulnya umat untuk belajar. Saat itu belum ada
bangunan khusus sebagai tempat belajar seperti gedung
sekolah. Semangat belajar umat zaman dahulu sangat tinggi,
meski tanpa bangku dan alat tulis yang lengkap. Mereka
belajar dengan motivasi adanya perubahan dari zaman
jahiliyah, zaman kebodohan kepada zaman yang lebih baik,
zaman yang lebih cerdas dan berilmu.
Kelas program bahasa di madrasah kami termasuk kelas
istimewa karena karya‐karyanya. Selain menghasilkan buku
kumpulan puisi dan cerpen, mereka juga membuat film.
Mendampingi mereka saat melahirkan karya dan
membersamainya menjadi sebuah kebanggaan tersendiri.
Mereka mampu menulis dan berkarya adalah sebuah
kebahagiaan tersendiri. Apalagi saat mereka juga berhasil
memerankan berbagai naskah dan bisa disaksikan secara
umum baik oleh siswa dan bapak ibu guru di akhir tahun.
Dua bulan mereka berproses untuk membuat film pada
semester awal di kelas XII. Dimulai dari menciptakan naskah,
membaca naskah, pemilihan aktor, pengambilan gambar dan
proses editing. Berbekal semangat dan kemampuan yang
minim, mereka terus melaju. Saya sebagai guru sastra turut
membantu proses yang mereka lakukan. Awalnya ini adalah
materi tentang pemahaman sebuah naskah. Namun,
semangat mereka yang tak terbendung dan diikuti dengan
kreativitas yang tinggi, lahirlah film‐film pendek setiap
tahunnya sejak saya mengajar di madrasah ini.
Dari Film Pendek Hingga Pandai Sikek | 179