Page 4 - Microsoft Word - PERCOBAAN 1 inkuiri
P. 4
CARA PERHITUNGAN RALAT
1. Fenomena dalam Pengukuran
Pengukuran merupakan proses untuk mendapatkan informasi besaran
fisis yang diukur. Dalam percobaan di laboratorium seorang praktikan harus
bisa menyimpulkan suatu percobaan berdasarkan data yang diperoleh. Oleh
karena itu praktikan harus memiliki data yang benar-benar valid. Untuk
memperoleh data yang valid atau benar praktikan harus melakukan
eksperimen tidak hanya sekali agar memperoleh data yang akurat dan presisi.
2. Akurasi (Accuracy) dan Presisi (Precession).
Suatu alat ukur dikatakan tepat jika mempunyai akurasi yang baik,
yaitu hasil ukur menunjukkan ketidakpastian yang kecil. Keakuratan sebuah
eksperimen diukur dari seberapa dekat hasil ukur dengan nilai sebenarnya.
Dalam hal ini sebelum sebuah alat ukur digunakan, harus dipastikan bahwa
kondisi alat sudah dalam keadaan terkalibrasi dengan baik. Sedangkan sebuah
alat ukur dikatakan presisi jika untuk pengukuran besaran fisis tertentu yang
diulang maka alat ukur ters ebut mampu menghasilkan hasil ukur yang sama
seperti sebelumnya.
3. Sumber-sumber dan Tipe-tipe Kesalahan
Sumber-sumber kesalahan dalam eksperimen dapat berasal dari:
1. Instrumen, seperti kalibrasi alat yang tidak sempurna
2. Observasi, seperti kesalahan paralaks pembacaan
3. Environmental, seperti tegangan listrik yang tidak stabil
4. Teori, seperti pengabaian gaya gesek
Sumber ralat di atas dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
pengukuran.Dalam pengukuran besaran fisika menggunakan alat ukur atau
instrumen, hasilnya tidak mungkin memperoleh nilai yang benar. Namun, selalu
mempunyai ketidakpastian yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan dalam
pengukuran. Kesalahan dalam pengukuran dapat digolongkan menjadi kesalahan
umum, kesalahan acak dan kesalahan sistematis. Berikut beberapa jenis kesalahan
pengukuran yaitu:
a) Kesalahan umum atau keteledoran (grass error).