Page 9 - Renungan El-Bethel November
P. 9
H
A
P
D
U
N S
A
K
U
E
N T
I
R
N
U
D
E
R H
I
U
U
M
M
MERINDUKAN TUHAN SEUMUR HIDUP
Mazmur 82 : 2
“Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN ; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah
yang hidup.”
Mazmur 82:1-12
a da
ada kehidupan di masa sekarang, beribadah adalah sesuatu kebiasaan yang lazim di lakukan
setiap orang. Apalagi di Bangsa Indonesia yang notabene sangat peduli dengan agama. Maka
P Paktivitas keagamaan menjadi menjadi sesuatu yang rutin kita lakukan. Kita melakukan aktivitas
rohani bisa karena mengikuti sekeliling kita, karena mengikuti apa yang ada kitab suci kita, menghindari
‘penghakiman’ dari orang disekitar kita, atau murni karena kita merindukan Tuhan.
“Merindukan Tuhan” sebuah kalimat yang sering kita dengar di tempat-tempat ibadah ataupun
kata-kata yang sering terucap dari orang-orang yang berbicara di tempat-tempat yang bernuansa
‘rohani’. Tapi apakah “merindukan Tuhan” mejadi sebuah kalimat “klise” yang manis di dengar ini menjadi
alasan untuk kita terus melakukan aktifitas kerohanian? Atau apakah kita harus terus melakukan aktivitas
kerohanian agar kita bisa memelihara kerinduan pada Tuhan? Pertanyaan yang menarik untuk menjadi
perenungan bersama.
Kalau kita melihat lebih dalam tentang kerinduan, definisi dari kerinduan adalah rasa yang muncul
ketika kita memiliki keinginan dan harapan untuk bertemu sebuah pribadi, benda, keadaan maupun
situasi. Ketika kita belajar dari pribadi Raja Daud yang merindukan pelataran Tuhan (Mazmur 84:2) kita
menemukan bahwa bukan pelataran yang menjadi pusat dari kerinduan Daud, namun pribadi dari
Pemilik pelataran itulah yang menjadi pusat dari kerinduan Daud. Bahkan, ketika kita merindukan sebuah
pribadi, kita pun akan merindukan rumahnya, kepribadiannya, caranya bertutur kata, pemikirannya
bahkan kebiasaanya.
Dari kehidupan Daud kita belajar, merindukan Tuhan adalah sebuah moment yang harus terus
berulang, bahkan semakin dalam kita mengenali-Nya akan semakin dalam kita merindukan-Nya. Ketika
kita hidup dala Tuhan, maka kita semakin mengenali-Nya dan merindukan-Nya. Kita akan merindukan
cara-Nya mendidik kita, merindukan jalan-jalan-Nya, merindukan kejutan-kejutan yang IA persiapkan
untuk memproses kehidupan kita supaya semakin dekat dengan pribadi-Nya. Maka baik untuk kita
renungkan, apakah hari ini Tuhan masih menjadi pribadi yang kita rindukan?
PERENUNGAN
1. Apakah aktivitas-aktivitas rohani yang kita lakukan membuat kita merindukan pribadi Tuhan?
2. Apakah sampai detik ini kita masih memelihara kerinduan kita kepada Tuhan?
3. Apakah Tuhan masih menjadi pusat dari kerinduan kita?
DOA
“Bapa, kami mengucap syukur untuk setiap kehadiran-Mu dalam kehidupan kami, dari hal yang
paling sederhana sampai pada hal-hal besar perbuatan-Mu yang ajaib dalam kehidupan kami. Hari ini,
kami hendak belajar mengerti dan menyadari benar kehadiran-Mu dalam setiap detik kehidupan kami. MINGGU
Ajar kami selalu merindukan-Mu dalam kehidupan kami, dalam kelemahan dan kemenangan kami, biar
Engkaulah yang menjadi pusat dari kerinduan kami Bapa. Semua kemuliaan hanya bagi-Mu. Dalam nama
Tuhan Yesus kami berdoa dan bersyukur. Amin.”
MINGGU
(Dimas) 07 NOVEMBER 2021