Page 5 - MH THAMRIN TOKOH BETAWI PAHLAWAN NASIONAL
P. 5
5
Kakek Husni Thamrin bernama Ort, pria berkebangsaan Inggris yang menikah dengan
Nuraini, nenek dari Husni Thamrin yang berasal dari Betawi. Ort bekerja sebagai
seorang pedagang. Ia juga memiliki hotel bernama Ort de Rijwik di Batavia.
Sepeninggal Ort, ayah Husni Thamrin yakni Tabri Thamrin yang berusia 10 tahun di
adopsi oleh paman dari pihak ibunya yang bernama Muhammad Thabri yang bekerja
sebagai seorang pamong praja di wilayah kepulauan Seribu.
Ketika pamannya wafat ayah Husni Thamrin menjadi kaya raya sebab mewarisi
kekayaan dari paman dan warisan ayahnya dulu. Muhammad Husni Thamrin yang
sejak kecil lahir dari keluarga terpandang namun ia bergaul dengan anak-anak dari
rakyat jelata disekitar tempat tinggalnya.
B. TOKOH BETAWI TERKENAL
Beliau memperoleh pendidikan yang layak semasa kecilnya. Di usia muda, Muhammad
Husni Thamrin yang dikenal fasih dalam berbahasa Belanda dan Inggris bekerja
sebagai pegawai di perusahaan pelayaran besar bernama KPM (Koninklijke Paketvaart-
Maatschappij.). Muhammad Husni Thamrin memimpin organisasi kedaerahan
bernama Kaoem Betawi yang awalnya didirikan oleh Ayahnya, Thabri Thamrin.
Mulai Menjadi Politikus, Dari Gemeenteraad Hingga Volksraad
Disini Husni Thamrin mulai dikenal sebagai salah satu tokoh Betawi yang
berpengaruh. Karena pergaulannya yang luas dengan para tokoh-tokoh politik etis
Belanda, maka di tahun 1919, Muhammad Husni Thamrin menjabat sabagai anggota
Gemeenteraad (Dewan Kota) Batavia. Disini wujud perjuangan Muhammad Husni
Thamrin adalah memperjuangkan kehidupan rakyat pribumi khususnya rakyat Betawi
ketika itu untuk memproleh pendidikan, ekonomi dan kesehatan yang layak.
Karena memiliki kecerdasan dan kecakapan dalam memimpin Husni Thamrin
kemudian bergabung ke Volksraad (Dewan Rakyat) tahun 1927 mengisi kekosongan
jabatan yang ada saat itu bersama dengan tokoh tokoh pergerakan kemerdekaan
Indonesia seperti H.O.S Cokroaminoto dan Haji Agus Salim. Di Voolksraad,
Muhammad Husni Thamrin memperjuangkan penggunaan bahasa indonesia dalam
sidang dewan.
Di tahun 1929, menjabat sebagai wakil walikota Batavia menggantikan seorang pria
Belanda yang ketika itu dianggap kurang berpengalaman dan Husni Thamrin adalah
orang Betawi dianggap sebagai sosok yang berpengalaman baik di Gemeenteraad
(Dewan Kota) dan Volksraad (Dewan Rakyat). Di tahun-tahun 1930an, sikap kritis
Husni Thamrin dalam Volksraad terhadap pemerintahan kolonial Belanda semakin