Page 9 - Bahan Ajar Gita
P. 9

darah. Makrofag  disebut juga big eaters karena berukuran besar, mempunyai bentuk tidak

               beraturan,  dan  membunuh  bakteri  dengan  cara  memakannya.  Seperti  cara  makan  pada
               amoeba, seperti itulah cara makrofag memakan bakteri.

                       Bakteri yang sudah berada di dalam makrofag kemudian dihancurkan dengan enzim
               lisosom. Makrofag ini juga bertugas untuk mengatasi infeksi virus dan partikel debu yang

               berada  di  dalam  paru-paru.  Sebenarnya  di  dalam  tubuh  keberadaan  makrofag  ini  sedikit,

               tetapi memiliki peran sangat penting.
                       Setelah  infeksi  tertanggulangi,  beberapa  neutrofil  akhirnya  mati  seiring  dengan

               matinya  jaringan  sel  dan  bakteri.  Setelah  ini  sel-sel  yang  masih  hidup  membentuk  nanah.
               Terbentuknya  nanah  ini  merupakan  indikator  bahwa  infeksi  telah  sembuh.  Jadi  reaksi

               inflamatori  ini  sebagai  sinyal  adanya  bahaya  dan  sebagai  perintah  agar  sel  darah  putih

               memakan  bakteri  yang  menginfeksi  tubuh.  Selain  sel  monosit  yang  berubah  menjadi
               makrofag  juga  terdapat  sel  neutrofil  yang  akan  membunuh  bakteri  (mikroorganisme  asing

               lainnya).
                   c.  Pertahanan Menggunakan Protein Pelindung

                   Interferon adalah protein-protein yang memberikan pertahanan bawaan melawan infeksi
               virus. Sel-sel tubuh tang terinfeksi oleh virus menyekresikan interferon, menginduksi sel-sel

               tak-terinfeksi  di  dekatnya  untuk  menghasilkan  zat-zat  yang  menghambat  reproduksi  virus.

               Dengan  cara  ini,  interferon  membatasi  penyebaran  virus  dari  sel-ke-sel  di  dalam  tubuh,
               membantu mengontrol infeksi virus seperti pilek dan influenza. Beberapa jenis sel- sel darah

               putih  menyekresikan  tipe  interferon  berbeda  yang  membantu  mengaktivasi  makrofag,
               sehingga  meningkatkan  kemampuan  fagositiknya.  Perusahaan-perusahaan  farmasi  kini

               memproduksi interferon secara massal melalui teknologi DNA rekombinan untuk menangani

               infeksi- infeksi virus tertentu, misalnya hepatitis C.
                   Sistem  komplemen  (complement  system)  terdiri  dari  sekitar  30  protein  dalam  plasma

               darah yang berfungsi bersama-sama untuk memerangi infeksi. Protein-protein ini bersirkulasi
               dalam kondisi inaktif dan teraktivasi olen zat-zat pada permukaan banyak mikroba. Aktivasi

               menghasilkan  serangkaian  reaksi-reaksi  biokimiawi  berurutan  yang  menyebabkan  lisis

               (meletus)  pada  sel-sel  yang  menyerang.  Komplemen  ini  dapat  melekat  pada  bakteri
               penginfeksi. Setelah itu, komplemen menyerang membran bakteri dengan membentuk lubang

                                                                                          +
               pada dinding sel dan membran plasmanya. Hal ini menyebabkan ion-ion Ca  keluar dari sel
               bakteri, sedangkan cairan serta garam-garam dari luar sel bakteri akan masuk ke dalam tubuh





                                                                                                         8
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14