Page 10 - GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
P. 10
Jika cahaya terpolarisasi tersebut di lewatkan melalui pemolarisasi kedua yang disebut dengan
analisator, maka cahaya yang keluar dari analisator (P2) mengalami perubahan intensitas
cahaya dan ini tergantung sudut putar (θ) antara pemolarisasi pertama (P1) dengan
pemolarisasi kedua (P2).
θ
P2
Cahaya belum
terpolarisasi P1 Cahaya
terpolarisasi
Intensitas cahaya akan berkurang, berubah terhadap sudut putar θ menurut persamaan :
2
= Io = Intensitas cahaya sebelum melewati analisator
I = Intensitas cahaya sesudah melewati analisator
θ = Sudut putar analisator
Polarisasi cahaya juga dapat dialami karena adanya peristiwa pemantulan dan pembiasan.
Menurut Brewster (1781 – 1868) polarisasi cahaya dari udara (n1) ke air (n2) di rumuskan :
= 2 Dimana : θP = Sudut sinar datang sehingga terjadi Polarisasi
1
Cahaya tak N
terpolarisasi
Cahaya
θP terpolarisasi
n1
n2 Cahaya tak + = 90
terpolarisasi θr
Cahaya tak
terpolarisasi
Soal
Electromagnetic waves 27