Page 193 - Toponim sulawesi.indd
P. 193

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi  179

                 berisi mengenai ketentuan  ketatanegaraan  yang  tidak bertentangan

                 dengan pemerintah  pendudukan  militer Jepang.  Setelah itu  petugas-
                                                                18
                 petugas pemerintahan sipil Jepang yang berdatangan dari Kota Manado

                 dan demikian juga petugas yang datang dari Makassar untuk ditempatkan di
                 Kota Donggala dan Kota Palu termasuk Kota Poso. Konsekuensi kedatangan
                 petugas tersebut, kekuasaan raja mulai dialihkan dan mulailah pengisian

                 jabatan  Kepala Pemerintahan  yang ditinggalkan  Belanda  dengan  diganti
                 dan menggunakan istilah  Bahasa Jepang. Pada jaman Hindia  Belanda

                 jabatan  Asisten Residen  diganti  dengan  Bunken Kanrikan  yang biasa
                 disingkat Ken Kanrikan dan jabatan Kontroliur serta Gezaghebber digantikan
                 dengan  Bunken Kanrikan.  Kesemua  jabatan-jabatan  tertinggi seperti itu

                 biasanya dipegang oleh orang Jepang, sedangkan raja-raja setempat tetap
                 diakui  sebagaimana  di  Kerajaan Jepang, hanya  gelarnya diubah  menjadi
                 bahasa Jepang yaitu Raja diubah menjadi Suco. Pada masa pemerintahan

                 pendudukan Jepang, petugas atau aparat pemerintahan yang dipegang oleh
                 orang Indonesia tetap menduduki jabatannya dan melaksanakan tugasnya
                 seperti biasa, tentu saja membatu aktifitas pemerintahan Jepang.


                 4.1.5 DONGGALA MASA ORDE LAMA DAN ORDE BARU


                       Kota Pantai  Donggala  pada masa Orde Lama tidak luput  dari
                 pergerakan  daerah pada  masa itu  terutama  Gerakan  Permesta  karena
                 pada masa ini Kota Donggala dijadikan sebagai pusat pertahanan Republik

                 Indonesia  di  daerah ini.  Kemudian, pada masa Orde  Baru Kota pantai
                 Donggala berkembang seiring dengan pembangunan Republik Indonesia.

                 Dalam perkembangan pesat Kota Pantai Donggala sebagai satu pelabuhan,
                 namun  dengan alasan  pendangkalan  maka  pebuhan  ini  dipindahkan  ke
                 Pantoloan di Kota Palu.




                 18  Sutrisno  Kutoyo,  dkk,  Sejarah  Daerah  Sulawesi  Tengah  (Palu: Pemda  Propinsi  Sulteng Dinas
                    Kebudayaan dan Pariwisata, 2005), hlm. 197.
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198