Page 16 - e-modul bab 7 PAI
P. 16
Kutai di Kalimantan Timur. Selain itu berdiri pula kerajaan-kerajaan
di Maluku, Sulawesi (Gowa-Tallo, Wajo, Soppeng, dan Luwu).
2. Wujud peradaban Islam di Indonesia
Wujud dari peradaban Islam di Indonesia bisa dibagi menjadi
tiga; 1) birokrasi keagamaan. Di semua kerajaan Islam, penasehat raja
adalah para ulama‟. 2) Ulama‟ dan karya-karyanya. Ulama muslim
terkenal pertama di Indonesia adalah Hamzah Fansuri, seorang tokoh
sufi pertama yang mengarang kitab Asraru al-Arifin fi Bayan Ila
Suluk wa al-Tauhid, berasal dari Fansur (Barus), Sumatera Utara.
Ulama lain yang terkenal adalah Syamsuddin Al-Sumatrani,
Nuruddin ar-Raniri (Aceh), dan Abdurrauf Singkel. 3) Arsitek
bangunan, yang tertuang dalam arsitektur masjid-masjid di Ind0-
nesia.
Masjid agung di berbagai kota di Indonesia merupakan ikon
peradaban Islam di Nusantara. Banyak sekali masjid agung yang
tersebar di Nusantara, di antaranya: Masjid Kuno Demak, Sendang
Duwur Agung kasepuhan di Cirebon, Masjid Agung Banten, masjid
Baiturrahman di Aceh, dan masjid Ampel di Surabaya. Menurut
Yatim (2004:305), bentuk-bentuk masjid yang ada di Nusantara
mengingatkan kita pada seni bangunan candi, menyerupai bangunan
meru pada zaman Indonesia-Hindu. Ukiran-ukiran pada mimbar,
hiasan lengkung pola kalamakara, mihrab, bentuk beberapa
mastaka dan memolo menunjukkan hubungan erat perlambang
meru, kekayon gunungan tempat dewa-dewa yang dikenal dalam
cerita agama Hindu. Beberapa ukiran pada masjid kuno di
Mantingan, Sendang Duwur, menunjukkan pola yang diambil dari
tumbuh-tumbuhan yang mirip dengan pola ukiran pada candi
Prambanan dan beberapa candi lainnya.
Dari hasil pengamatan terhadap peradaban Islam di Indonesia,
terlihat jelas adanya akulturasi budaya Islam dan budaya lokal yang
melekat pada bentuk-bentuk kebudayaan. Islam masuk ke Indonesia
secara damai dengan cara menanamkan ajaran Islam pada esensi
batin dari sebuah peradaban tanpa merusak budaya yang telah
mengakar di masyarakat. Dakwah Islam di Indonesia seperti halnya
menggantikan kebiasaan meminum arak dengan kebiasaan
meminum teh dengan tetap menggunakan jenis gelas yang sama.
Dalam prosesi minum ini, sebenarnya yang haram bukan pemakaian
gelasnya, akan tetapi yang haram adalah arak yang ada dalam gelas
tersebut. Hal ini secara langsung juga menjadi bukti bahwa Islam itu
bisa hidup di manapun dan kapanpun.
15