Page 21 - WBC Januari 2018
P. 21
LAPORAN UTAMA MAIN REPORT
PERUBAHAN PARADIGMA BERPIKIR CHANGE OF MINDSET
BEA CUKAI
T erkait dengan pengelolaan tugas mengurangi kesenjangan. Saat ini Bea Cukai
dan fungsinya sebagai salah satu dituntut dapat menjadi partner yang sehat bagi
aparat fiskus, dan seiring dengan industri dan masyarakat, jangan sampai menjadi
perkembangan lingkungan strategis distorsi bagi ekonomi, industri, dan masyarakat.
yang dihadapi dewasa ini dan Bila industri dan masyarakat aktivitas
kedepannya, paradigma berpikir Bea Cukai, produktifnya dapat tumbuh berkembang secara
menurut Sugeng Apriyanto, perlu berubah. sehat di atas pondasi perekonomian yang kuat,
“Saat ini, Bea Cukai dihadapkan pada tarif bea maka penerimaan negara yang meningkat secara
masuk yang semakin menurun sebagai dampak berkelanjutan merupakan sebuah keniscayaan,”
perkembangan liberalisasi perdagangan dan ungkap Sugeng.
free trade agreement (FTA), barang kena Perubahan paradigma tersebut dapat President of Republic Indonesia,
Joko Widodo in the launching
cukai yang masih terbatas, perkembangan dianalogikan sebagai pohon, dimana pengguna of import facility for export for
small and medium enterprise in
teknologi yang semakin pesat khususnya jasa kepabeanan dan cukai dapat diibaratkan Tumang, Central Java
internet, serta tuntutan untuk menciptakan sebagai pohonnya, sedangkan Bea Cukai sebagai
sistem dan prosedur layanan kepabeanan yang penanam, perawat, pelindung, sekaligus
semakin efisien guna meningkatkan daya saing pemetik hasilnya. “Sebagai penanam pohon, According to the management of duties excise revenue generated can be higher and
perekonomian nasional dalam memenangkan tentunya berpikir bagaimana caranya untuk and functions as one of the officers of fiscal, develop sustainably.
persaingan ekonomi global,” ujarnya. menanam, merawat memelihara dan menjaga and along with the development of strategic “DGCE nowadays should be able to run the its
Hal ini tentunya menuntut Bea Cukai pohon tersebut agar nantinya tumbuh sehat, environment faced today as well as in the future, four roles, namely as community protector,
untuk tidak lagi hanya peduli dan fokus terhadap berkembang semakin banyak dan menghasilkan DGCE thinking paradigm, according to Sugeng industrial assistance, trade facilitator, and
penerimaan yang dipungut dari industri dan buah yang banyak dan lezat. Bea Cukai dituntut Apriyanto, needs to change. “Currently, DGCE revenue collector. It should be more effectively
masyarakat pengguna jasa kepabeanan dan dapat selalu memberikan pelayanan terbaik is faced with declining import duty tariffs as a and productively in encouraging economic
cukai saja, namun juga diharapkan dapat lebih dengan memberikan prosedur yang mudah dan result of the development of trade liberalization growth, increasing investment, protecting the
peduli dalam memfasilitasi dan membantu tidak berbelit-belit, serta menyediakan fasilitasi and free trade agreement (FTA), limited taxable community, including poverty eradication, and
mengembangkan aktivitas produktif mereka (insentif fiskal dan prosedural) guna mendorong goods, rapid technological developments, reduce the gap. DGCE is now required to be an
yang taxable, serta menjaga dan melindungi industri nasional (termasuk IKM) tumbuh especially the internet, and the demand to encouraging partner for industry and society,
mereka dari aktivitas perdagangan ilegal. berkembang dan berdaya saing tinggi,” ujarnya. create more efficient customs service systems not to be a distortion for the economy, industry,
Hal ini dimaksudkan agar aktivitas produktif Pengawasan tentunya tidaklah and procedures in order to improve the and society. If industry and society productive
industri dan masyarakat tersebut dapat tumbuh dilupakan. Bea Cukai secara efektif melakukan competitiveness of the national economy in activities can grow in a healthy way on a strong
berkembang secara sehat, sehingga pada pengawasan atas lalu lintas barang secara winning the global economic competition, “he economic foundation, then the sustainable state
gilirannya penerimaan perpajakan termasuk profesional dengan memastikan bahwa tidak said. revenues are a necessity, “said Sugeng.
penerimaan kepabeanan dan cukai yang ada barang yang terlarang atau berbahaya baik This requires DGCE to no longer only The paradigm shift can be analogized as
dihasilkan dapat lebih tinggi dan berkembang bagi masyarakat dan industri dalam negeri serta care and focus on the revenues collected from a tree, where customs and excise service users
secara berkelanjutan. efektif dalam penegakan hukum atas aktivitas the industry and the public of customs and can be likened to a tree, while DGCE as a grower,
“Bea Cukai saat ini harus sanggup perdagangan ilegal yang dapat menjadi distorsi excise service users, but is also expected to nurse, protector, and also the result picker. “As
menjalankan keempat pilar perannya, yaitu bagi perekonomian. Akhir dari paradigma be more concerned in facilitating and helping a tree grower, you must think how to plant,
sebagai community protector, industrial tersebut akan berlanjut ke fungsi penerimaan. to develop their taxable productive activities, take care of and keep the tree to grow healthy,
assistance, trade facilitator, dan revenue Dimana kelancaran transaksi perdagangan and safeguarding and protecting them of growing more delicious fruit. DGCE is required
collector secara lebih efektif dan produktif ekspor-impor serta pengawasan yang efektif illegal trading activities. It is intended that the to always provide the best service by providing
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, membuat kondusifnya perekonomian nasional productive activities of these industries and easy and uncomplicated procedures, as well
meningkatkan investasi, melindungi masyarakat, dan berujung pada penerimaan negara yang communities can grow in a healthy way, so that as providing facilitation (fiscal and procedural
termasuk mengentas kemiskinan, serta maksimal. in turn the tax revenues including customs and incentives) to encourage the national industry
18 | Volume 50, Nomor 1, Januari 2018 - Warta Bea Cukai Volume 50, Nomor 1, Januari 2018 - Warta Bea Cukai | 19