Page 4 - \\dc\Limited Documents\user20\My Documents\حكم الإحتفال بالمولد النبوي(أردو.inp
P. 4

Sebagaimana diketahui bahwa Nabi kita merupakan nabi yang paling mulia
di antara para nabi serta penutup para nabi. Juga yang paling sempurna
penyampaian dan ajarannya.

   Maka seandainya perayaan maulid Nabi merupakan ajaran agama yang
diridhai Allah Ta'ala, niscaya akan dijelaskan Rasulullah J kepada umatnya
atau dilakukan para shahabatnya radhiallahu anhum. Maka ketika hal tersebut
tidak terjadi, nyatalah bahwa peringatan maulid bukanlah termasuk ajaran
Islam sedikitpun, bahkan dia termasuk perkara dibuat-buat yang Rasulullah J
larang umatnya berdasarkan hadits yang telah disebutkan sebelumnya.

   Makna yang sama juga terdapat dalam hadits-hadits yang lain seperti
sabdanya dalam khutbah Jumat;

ْ٘‫َفِإٌّ َخِٔ َز الِ َح ِدٓ ِث ِكَتا ُب اللهِ َّ َخِٔ َز اِل ََدِ ِٖ ٍَدُِٖ مُ َحنَ ٍد َّ َشزَ اِلأُمُْرِ مُحِ َدَثاتُ ََا َّكُُّل ِبدِ َع ٍ٘ َضل َاَل‬
                                                                                  )‫(رّاِ مضله‬

"Sesungguhnya, sebaik-baik pembicaraan adalah Kitabullah dan sebaik-baik
petunjuk adalah petunjuk Rasulullah, dan seburuk-buruk perkara adalah hal
yang diada-adakan dan setiap bid'ah adalah sesat." (HR. Muslim)

   Ayat-ayat dan hadits-hadits dalam masalah ini banyak. Sejumlah ulama
secara tegas mengingkari perayaan maulid dan mengecamnya sebagai
pengamalan dari dalil-dalil yang telah disebutkan dan (dalil) lainnya.
Sementara orang yang datang belakangan ada yang menyatakan sikap
berbeda, yaitu dengan membolehkannya selama di dalamnya tidak terdapat
berbagai kemunkaran, seperti ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap Rasulullah
J dan ikhtilath (campur baur) laki-laki dan wanita, penggunaan alat-alat
musik, lagu-lagu dan kemunkaran lainnya yang dilarang syariat suci ini.
Mereka mengira bahwa hal tersebut adalah bid'ah yang baik.

   Sebuah kaidah menyatakan, setiap perselisihan di kalangan umat, maka
hendaknya dikembalikan kepada Kitabullah (Alquran) dan Sunah Rasulullah
J.

   Firman Allah Ta'ala,
   1   2   3   4   5   6   7   8