Page 30 - PC MARET 2021
P. 30
Sejarah
Serangan Umum
1 Maret 1949
Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949
etelah proklamasi 17 Agustus 1945,
ternyata penjajah Belanda tak mau kota Jogjakarta.
Smengakui kemerdekaan Indonesia. Tak Tentara dari berbagai wilayah disiapkan
henti-hentinya kolonial itu merongrong untuk melakukan serangan spektakuler
dengan serangan bersenjata. Peristiwa 10 (besar-besaran) di seluruh wilayah kota
November di Surabaya, Palagan Ambarawa,
Jogjakarta. Mata-mata pun bekerja untuk
Agresi Militer I, dan juga Agresi Militer II,
mengintai kekuatan lawan.
adalah buktinya.
Tujuan serangan itu untuk menunjukkan
Bukan hanya itu. Belanda juga melakukan
kepada PBB dan negara-negara di dunia,
propaganda, agar PBB dan negara lain tidak
bahwa Indonesia masih ada, tentaranya pun
mengakui kemerdekaan Indonesia. Menurut
kuat. Panglima Besar Soedirman yakin
Belanda, Republik Indonesia sudah tidak ada
pasukannya bisa melumpuhkan tentara
lagi. Semua sudah dikuasai Belanda kembali
Belanda. Maka selain disiapkan tentara dan
sejak Agresi Militer II pada 19 Desember
segala keperluan, juga disiapkan wartawan
1948. Memang kondisi saat itu tidak aman.
untuk meliput dan menyiarkan ke seluruh
Ibukota negara sudah dipindah ke Jogjakarta.
dunia.
Juga dibentuk pemerintahan darurat di
Pagi hari, 1 Maret 1949 pukul 06.00, sirine
Bukitinggi.
dibunyikan. Serangan terhadap Belanda pun
Namun para pemimpin Indonesia
dilancarkan di seluruh penjuru kota. Letkol
tak pernah menyerah. Jiwa
Soeharto (kemudian jadi Presiden) memimpin
nasionalismenya menyala.
pasukan dari sektor barat. Ventje Sumual
Mereka marah terhadap ulah
sektor timur, Mayor Sardjono sektor selatan,
Belanda itu. Semua ingin
dan Mayor Kusno sektor utara. Sedangkan
membuktikan bahwa bangsa dan
untuk sektor kota sendiri dipimpin Letnan
negara Indonesia masih ada.
Amir Murtono dan Letnan Masduki.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Pasukan TNI berhasil menduduki kota
selaku Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta selama 6 jam. Tepat pukul 12.00
Jogjakarta usul kepada Panglima
siang, seluruh pasukan TNI mundur.
Besar Soedirman, agar dilakukan
Walaupun hanya 6 jam, tetapi pengaruhnya
serangan terhadap Belanda.
luar biasa. Dunia guncang, karena ternyata
Usulan itu diterima. Kemudian
Indonesia masih ada. Apa yang disiarkan
koordinasi dengan Letkol
Belanda hanya propaganda bohong
Suharto selaku salah
belaka. Sebagai tanda penghormatan,
satu pimpinan militer di
kini di jantung kota Jogjakarta
didirikan Monumen Serangan
Umum 1 Maret 1949. (Jon)
30