Page 31 - PC MARET 2021
P. 31
Sejarah
Mata-mata Cilik
Pada Serangan Umum
1 Maret 1949
Pak Edy Sukamto dan Ibu Djuwariyah, mantan mata-mata cilik.
erangan Umum 1 Maret 1949 sukses
besar bagi bangsa Indonesia.
yang main laying-layang, kelereng, atau yang
SMemang ratusan jiwa gugur di medan
lain. Mereka bermain di dekat markas tentara
pertempuran. Tetapi keberhasilan
Belanda. Pada kesempatan itulah mereka
menduduki kota Jogjakarta selama 6 jam
mencari informasi yang dibutuhkan oleh
merupakan hal yang luar biasa. Itu modal
pasukan Indonesia. Misal perkiraan jumlah
besar untuk mengubah pendapat dunia yang
tentara Belanda, persenjataan, dan lainnya.
telah merendahkan Indonesia. PBB pun
Para mata-mata itu memberi informasi
kemudian mengakui Indonesia sebagai
secara berantai. Mata-mata wilayah utara,
negara merdeka yang lepas dari penjajahan
memberi tahu kepada yang sebelah selatan
Belanda.
dan seterusnya. Hingga informasi sampai ke
Dalam sebuah pertempuran, keberhasilan
markas tentara di pusat kota Jogjakarta.
bukan saja ditentukan pasukan. Tetapi ada
Mengapa harus berantai? Supaya tidak
peran sangat penting yang dimainkan
mudah diketahui. Tahunya Belanda, yang
sekelompok orang. Itulah spionase atau telik
bermain adalah anak-anak setempat seperti
sandi. Juga disebut mata-mata. Ada orang
biasa. Tak tahunya, mereka berfungsi
yang menjadi mata-mata untuk pasukan
spionase. Tidak takut ya? Luar biasa!
Indonesia. Tetapi juga ada pengkhianat,
Mereka memang bekerja sambil bermain.
yaitu orang Indonesia sendiri yang menjadi
Tetapi di balik itu ada semangat kebangsaan.
mata-mata Belanda. Mereka menjual
Di sekolah diajari tentang perlunya membela
bangsanya untuk penjajah dengan upah
tanah air. Malu rasanya jika tidak berbuat
rendah.
untuk bangsa dan negara.
Pada proses menuju 1 Maret 1949, telik
Hal itu juga disampaikan Ibu Djuwariyah,
sandi yang berperan bukan saja orang
telik sandi perempuan. Menurutnya, para
dewasa, tetapi juga anak-anak. Atau disebut
pelajar memberikan informasi secara jujur,
mata-mata cilik. Di antara mereka adalah Pak
tepat sesuai situasi yang sebenarnya.
Edy Sukamto yang kini sudah berusia 84
Mereka bangga telah berperan dalam
tahun. Waktu itu dia berumur 13 tahun dan
perjuangan bangsa. Sekarang
duduk di SMP Taman Siswa.
m e r e k a t e r g a b u n g d a l a m
Menurut dia, saat terjadi Agresi Militer II,
Paguyuban Wehrkreise III
sekolah diliburkan. Tetapi para pelajar ikut
J o g j a k a r t a . ( J o n -
berjuang. Mereka merasa malu kalau
nationalgeographic.grid
bangsanya terus dijajah Belanda.
.id)
Cara kerja telik sandi atau mata-
mata kecil saat itu adalah
sambil bermain. Ada
31