Page 100 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 100

Ringkasan

              Di tengah pandemi Covid-19, Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis mengeluarkan berbagai jurus
              untuk  membantu  pemerintah  dalam  menekan  penyebaran  virus  korona.  Kapolri  meminta
              masyarakat  agar  tidak  mengadakan  kegiatan  sosial  kemasyarakatan  yang  menyebabkan
              berkumpulnya massa dalam jumlah banyak, baik di tempat umum maupun lingkungan sendiri.
              Contohnya,  seminar,  lokakarya,  konser  musik,  festival,  bazar, pasar  malam,  pameran,  unjuk
              rasa, kegiatan olahraga, kesenian, jasa hiburan, pawai, karnaval, hingga resepsi keluarga:



              LARANGAN DEMO DAN BERKUMPUL UNTUK CEGAH COVID-19

              Di tengah pandemi Covid-19, Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis mengeluarkan berbagai jurus
              untuk  membantu  pemerintah  dalam  menekan  penyebaran  virus  korona.  Kapolri  meminta
              masyarakat  agar  tidak  mengadakan  kegiatan  sosial  kemasyarakatan  yang  menyebabkan
              berkumpulnya massa dalam jumlah banyak, baik di tempat umum maupun lingkungan sendiri.
              Contohnya,  seminar,  lokakarya,  konser  musik,  festival,  bazar, pasar  malam,  pameran,  unjuk
              rasa, kegiatan olahraga, kesenian, jasa hiburan, pawai, karnaval, hingga resepsi keluarga:

              Teranyar orang nomor satu di Korps Bhayangkara itu mengeluarkan surat telegram rahasia (TR)
              soal antisipasi adanya demonstrasi dan mogok kerja yang rencananya dilakukan kaum buruh
              pada 6-8 Oktober 2020 terkait pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law
              atau  Cipta  Lapangan  Kerja.  Telegram  bernomor  STR/645/X/PAM.3.2./2020  per  tanggal  2
              Oktober 2020 itu ditanda-tangani Asops Irjen Pol Imam Sugianto atas nama Kapolri Jenderal
              Idham  Azis.  Sebagaimana  termaktub  dalam  surat  itu,  unjuk  rasa  di  tengah  pandemi  akan
              berdampak pada faktor kesehatan, perekonomian, moral, dan hukum di tatanan masyarakat.

              Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengungkapkan, di tengah pandemi Covid-19 saat ini,
              keselamatan  rakyat  merupakan  hukum  tertinggi  atau  saluspopuli  suprema  lex  esto.
              "Sebagaimana  pernah  disampaikan  Pak  Kapolri,  di  tengah  pandemi  ini  keselamatan  rakyat
              merupakan hukum tertinggi atau saluspopuli suprema lexesto," kata Argo, kemarin.

              Menurut Argo, surat telegram tersebut dikeluarkan demi menjaga kondusivitas situasi keamanan
              dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) pada saat pandemi. Apalagi saat ini pemerintah sedang
              berupaya  keras  memutus  mata  rantai  penyebaran  virus  korona.  Argo  menambahkan,  dalam
              Undang-Undang Nomor 9/1998 tentang menyampaikan pendapat di muka umum, penyampaian
              aspirasi, atau demonstrasi, memang tidak dilarang.

              Namun, kata dia, di tengah situasi pandemi seperti ini kegiatan yang menimbulkan keramaian
              massa sangat rawan terjadi penyebaran virus lantaran mengabaikan penerapan standar protokol
              kesehatan. "Itu alasannya, kenapa Polri tidak memberikan izin aksi demonstrasi atau kegiatan
              lainnya  yang  menyebabkan  terjadinya  kerumunan  orang.  Ini  juga  sejalan  dengan  maklumat
              Kapolri yang dikeluarkan sebelumnya. Kami minta masyarakat untuk mematuhinya," kata Argo.

              Selain antisipasi adanya demonstrasi, surat telegram tersebut juga meminta pada seluruh jajaran
              Polri melakukan patroli siber di media sosial (medsos) terkait potensi merebaknya penyebaran
              informasi palsu atau hoaks terkait dengan isu ombibus law. "Soal melakukan cyber patroli ini
              pada medsos dan manajemen media bertujuan untuk mencegah berita hoaks,"ucap Argo.

              Masih dalam surat telegram tersebut, Kapolri meminta jajarannya melaksanakan kegiatan fungsi
              intelijen dan pendeteksian dini guna mencegah terjadinya aksi unjuk rasa dan mogok kerja yang
              berpotensi terjadinya konflik sosial serta aksi anarkis di wilayah masing-masing (lihat grafis).
              Kapolri sebelumnya juga menerbitkan maklumat tentang kepatuhan protokol kesehatan dalam
                                                           99
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105