Page 98 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 98

"Mari sejenak seluruh rakyat Indonesia kita naikkan bendera setengah tiang sebagai simbol duka
              atas pengesahan UU Omnibus Cilaka," serunya dalam unggahan di akun Twitter dengan disertai
              tagar #MosiTidakPercaya dan #TolakOmnibusLaw.

              AMAN menilai di tengah ketiadaan UU Masyarakat Adat, saat ini masyarakat adat ibarat seperti
              anak  kecil  yang  baru  lahir.  "Tanpa  sehelai  pun  pelindung  dari  sebuan  investor  yang  akan
              menginvasi  wilayah  adat,"  tulisnya.  Mereka  menilai  UU  Omnibus  Law  Ciptaker  yang  telah
              disahkan oleh DPR RI tidak memiliki legitimasi karena dibuat tanpa partisipasi masyarakat adat,
              serta bertentangan dengan mandat konstitusi.

              AMAN mencatat proses pembahasan Omnibus Law tak pernah ada konsultasi dengan gerakan
              masyarakat adat. Dengan demikian, proses itu dianggap melanggar hak masyarakat adat untuk
              berpartisipasi  dalam  pembentukan  hukum.  Selain  itu,  menurut  AMAN,  DPR  dan  pemerintah
              terkesan  memanfaatkan  situasi  pandemi  Covid-19  yang  membatasi  ruang  pemantauan  dan
              partisipasi masyarakat dalam pembentukan hukum.

              Salah satu yang disorot AMAN dalam Omnibus Law Ciptaker ini yaitu memberikan 'karpet merah'
              kepada investasi, di mana di dalamnya mengatur izin hak guna usaha (HGU) selama 90 tahun.
              "Ini  artinya  wilayah  adat  yang  dirampas  hanya  baru  ada  kemungkinan  untuk  kembali  ke
              masyarakat adat setelah 90 tahun. Perlu hampir 2 generasi," tulisnya.

              Mereka juga menyoroti RUU Ciptaker yang hanya memberikan sanksi administratif kepada dunia
              usaha yang melakukan usaha tanpa izin usaha. "Pelaku usaha yang menggunakan (merampas)
              wilayah adat tanpa persetujuan masyarakat adat hanya diberikan sanksi administrative (tidak
              ada sanksi pidana). Ini diatur dalam Pasal 22 cluster Sistem Budidaya Pertanian," tulisnya.

              Rapat Paripurna DPR RI yang digelar pada Senin (5/10) secara resmi mengesahkan Omnibus
              Law Rancangan Undang Undang Cipta Kerja menjadi undang-undang. Pada waktu yang sama,
              di  depan  Kompleks  DPR,  aparat  keamanan  berjaga-jaga  mengantisipasi  demonstrasi  elemen
              buruh dan masyarakat sipil yang menolak RUU itu. "Kepada seluruh anggota, saya memohon
              persetujuan  dalam  forum  rapat  paripurna  ini,  bisa  disepakati?"  tanya  Wakil  Ketua  DPR  Azis
              Syamsuddin selaku pemimpin sidang paripurna di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta.

              "Setuju," sahut mayoritas anggota yang hadir. Fraksi-fraksi yang setuju adalah PDI Perjuangan,
              Golkar, Gerindra, NasDem, PKB, PPP, dan PAN. Hanya Fraksi Partai Demokrat dan PKS yang
              menolak pengesahan RUU Ciptaker. (pmg).





























                                                           97
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103