Page 101 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 101

tahapan Pilkada 2020. Terdapat empat poin yang ditekankan dalam maklumat tersebut, salah
              satunya menekan klaster korona di pilkada.
              Argo menuturkan, maklumat Kapolri ini merupakan tindak lanjut arahan Presiden Jokowi yang
              mewaspadai timbulnya potensi tiga klaster salah satunya pilkada. Sebab, dikatakan Argo, pada
              saat tahapan pilkada banyak pasangan calon yang tidak mematuhi protokol kesehatan. "Sesuai
              dengan arahan Bapak Presiden tanggal 7 September 2020 bahwa agar mewaspadai tiga klaster
              korona,yaitu kantor,keluarga, dan tahapan pilkada;" ujarnya.

              Salah satu isi maklumat tersebut adalah penyelenggara pemilihan, peserta pemilihan, pemilih,
              dan  seluruh  pihak  yang  terkait  pada  setiap  tahapan  pemilihan  wajib  menerapkan  protokol
              kesehatan Covid-19 dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari
              kerumunan. Apabila ditemukan perbuatan yang bertentangan dengan maklumat ini, maka setiap
              anggota Polri wajib melakukan tindakan kepolisian yang diperlukan sesuai dengan ketentuan
              perundang-undangan berlaku.

              Komisi  Nasional  Hak  Asasi  Manusia  (Komnas  HAM)  sebelumnya  menegaskan  tidak  ada
              pelanggaran HAM dengan tindakan pemerintah melarang masyarakat berkumpul akibat adanya
              penyebaran virus korona. Termasuk larangan beribadah atau kegiatan lainnya.

              "Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 bisa mengambil sikap tegas
              dengan  memberikan  sanksi.  Itu  berlaku  kepada  warga  masyarakat  siapa  pun  yang  tidak
              mengindahkan  ketentuan-ketentuan  yang  sudah  dikeluarkan  pemerintah  baik  pusat  maupun
              pemerintah daerah. Termasuk seruan tidak berkumpul dalam jumlah banyak meskipun hal itu
              terkait dengan kegiatan ibadah keagamaan," kata Ketua Komnas RAM Ahmad Taufan Damanik.

              Menurut  dia,  standar  HAM  internasional  maupun  nasional  memberikan  wewenang  pada
              pemerintah untuk membatasi, mengurangi, atau menunda hak asasi terkait kemerdekaan untuk
              berkumpul  dan  beribadah  dalam  jumlah  besar.  Hal  itu  demi  kepentingan  keselamatan  dan
              kesehatan masyarakat yang lebih luas.

              Kesehatan  publik  dan  keselamatan  publik  menjadi  acuan  lebih  utama di  dalam  pembatasan,
              pengurangan,  dan  penundaan  hak  asasi  tertentu,  termasuk  hak  untuk  beribadah  yang
              menyertakan  jumlah  besar  umat.  "Kebijakan  yang  tegas  untuk  membatasi,mengurangi,  dan
              menunda  kebebasan  demi  keselamatan  dan  kesehatan  publik  lebih  luas,  tidak  merupakan
              pelanggaran atas hak asasi manusia (HAM)," kata Damanik
              Dia  menegaskan,  Komnas  HAM  mengusulkan  bila  mana  diperlukan  pemerintah  dapat
              mengeluarkan  perppu.  Isinya  memberikan  suatu  ketegasan  hukum  lebih  jelas  sehingga
              masyarakat benar-benar mematuhi aturan-aturan yang sudah dikeluarkan.

              "Kami mengimbau kepada seluruh rakyat untuk mematuhi dan memenuhi seruan-seruan yang
              diberikan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah," ujar Damanik.

              Sebelumnya,  Menteri  Koordinator  Bidang  Politik,  Hukum  dan  Keamanan  (Menko  Polhukam)
              Mahfud MD meminta aparat keamanan menindak warga yang masih keluyuran atau kumpul-
              kumpul di tengah penyebaran virus korona. Alasannya, cara itu menghindari penyebaran virus
              korona  lebih  masif  lagi.  "Tindakan  pemerintah  adalah  menyelamatkan  rakyat,  dan  itu  sama
              dengan menegakkan hukum," kata Mahfud. #satgascovid19

              #ingatpesanibu

              #jagajarak

              #pakaimasker


                                                           100
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106