Page 183 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 183

Said Iqbal menyebut, mogok nasional ini dilakukan sesuai dengan UU No 9 Tahun 1998 tentang
              Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum dan UU No 21 Tahun 2000 khususnya
              Pasal  4  yang  menyebutkan,  fungsi  serikat  pekerja  salah  satunya  adalah  merencanakan  dan
              melaksanakan pemogokan.

              "Selain itu, dasar hukum mogok nasional yang akan kami lakukan adalah UU No 39 Tahun 1999
              tentang HAM dan UU No 12 tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang
              Hak-Hak Sipil dan Politik," ujar Said Iqbal dalam keterangannya, Senin (5/10/2020).

              Dia menyebut, mogok nasional ini akan diikuti 2 juta  buruh  yang meliputi pekerja dari sektor
              industi seperti kimia, energi, pertambangan, tekstil, garmen, sepatu, otomotif dan komponen,
              elektronik  dan  komponen,  industri  besi  dan  baja,  farmasi  dan  kesehatan,  percetakan  dan
              penerbitan,  industri  pariwisata,  industri  semen,  telekomunikasi,  pekerja  transportasi,  pekerja
              pelabuhan, logistik, dan perbankan.

              "Jadi provinsi-provinsi yang akan melakukan mogok nasional adalah Jawa Barat, Jakarta, Banten,
              Jogjakarta,  Jawa  Tengah,  Jawa  Timur,  Aceh,  Sumatera  Utara,  Sumatera  Selatan,  Kepulauan
              Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Lampung, NTB, Maluku, Kalimantan Selatan, Kalimantan
              Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara,
              Papua, dan Papua Barat," ujarnya.

              Dalam aksi mogok nasional nanti, buruh akan menyuarakan tolak omnibus law RUU Cipta Kerja,
              antara lain tetap ada UMK tanpa syarat dan UMSK jangan hilang, nilai pesangon tidak berkurang,
              tidak boleh ada PKWT atau karyawan kontrak seumur hidup, tidak boleh ada outsourcing seumur
              hidup,  waktu  kerja  tidak  boleh  eksploitatif,  cuti  dan  hak  upah  atas  cuti  tidak  boleh  hilang,
              karyawan kontrak dan outsourcing harus mendapat jaminan kesehatan dan pensiun.

              "Sementara itu, terkait dengan PHK, sanski pidana kepada pengusaha, dan TKA harus tetap
              sesuai dengan isi UU No 13 Tahun 2003," tegasnya.










































                                                           182
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188