Page 207 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 207

ini digelar lebih cepat dari yang direncanakan, yakni pada 8 Oktober 2020, dengan pertimbangan
              ancaman Covid-19 yang semakin masif.
              Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menyambut
              baik  pengesahan  RUU  itu.  RUU  Cipta  Kerja  diharapkan  bisa  mendorong  perekonomian  dan
              investasi melalui pen-ciptaan serta perluasan lapangan kerja.

              RUU itu dinilainya mampu menjawab permasalahan yang selama ini menjadi kendala masuknya
              investasi,  yakni  tumpang  tindih  aturan  dan  perizinan.  RUU  ini  diharapkan  akan  mendorong
              peningkatan  investasi  6,6  persen  hingga  7  persen  untuk  membangun  usaha  baru  dan
              mengembangkan  usaha yang  sudah  ada.  Dengan  begitu,  konsumsi  rumah  tangga pun  akan
              meningkat di kisaran 5,4 persen sampai 5,6 persen.

              "Jika tak ada RUU Cipta Kerja, daya saing pencari kerja kita relatif rendah dibandingkan dengan
              negara lain. Lapangan kerja akan pindah ke negara lain yang lebih kompetitif dan penduduk kita
              yang tak bekerja akan semakin tinggi," katanya.
              Menteri  Koordinator  Bidang  Perekonomian  Airi  angga  Gitu    menegaskan,  salah  satu  alasan
              Rancangan  Undang-Undang  Cipta  Kerja  dibuat  ialah  memprioritaskan  program  penanganan
              pandemi Covid-19. Hal ini dikatakan Airlangga menyusul walk outnya Fraksi Partai Demokrat
              dalam rapat paripurna pengesahan RUU Cipta Kerja di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin
              (5/10).

              Airlangga Hartarto, yang mewakili pemerintah dalam pengesahan RUU itu bersama sembilan
              menteri lain, menyatakan, RUU Cipta Kerja dibuat untuk memprioritaskan program penanganan
              pandemi Covid-19. Masukan dari fraksi menjadi masukan bagi pemerintah. Penyusunan RUU itu
              dilakukan melalui kajian dan pemerintah juga mengidentifikasi hal-hal yang diperlukan dalam
              membuka investasi serta penciptaan lapangan kerja.

              Terkait masukan soal hak buruh, Airlangga mengatakan, hal itu telah terlindungi dalam UU yang
              baru tersebut. "Justru dengan UU ini negara hadir dalam hubungan industrial. Pancasila hadir
              dalam  hubungan  tripartit  antara  pemerintah,  buruh,  dan  pengusaha,  yakni  dengan
              dikeluarkannya JKP (Jaminan Kehilangan Pekerjaan)," ujarnya.


              Kesejahteraan buruh
              Di sisi lain, RUU Cipta Kerja yang pembahasannya dikebut sekitar enam bulan terakhir dinilai
              memuat  sejumlah  ketentuan  yang  mereduksi  hak  dan  perlindungan  buruh  dalam  hubungan
              industrial.  RUU  yang  dibuat  demi  menarik  investasi  di  tengah  pandemi  itu  dipandang
              mempermudah pemutusan hubungan kerja, memberikan ketidakpastian kerja, serta membebani
              negara.

              Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesk Timboel Siregar, Senin, mengatakan,
              RUU  Cipta  Kerja  memperburuk  wajah  hubungan  industrial  yang  banyak  diwarna  konflik  dan
              merugikan buruh Di tengah ketidakpastian pan-demi Covid-19, kehadiran RUU itu kian mereduksi
              perlindungan dan kesejahteraan buruh.

              RUU Cipta Kerja, antara lain, memudahkan pengusaha melakukan pemutusan hubungan kerja
              (PHK).  Pasal  161  Undang  -Undang  Nomor  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan  yang
              mengatur keharusan pengusaha memberikan surat peringatan tiga kali sebelum melakukan PHK
              terhadap pekerja dihapus dalam RUU Cipta Kerja.

              Timboel  juga  menyoroti  sejumlah  ketentuan  krusial  yang  justru  dilepas  oleh  DPR  ke  tangan
              pemerintah  untuk  diatur  di  peraturan  pemerintah.  Pembahasan  rancangan  PP  umumnya
              dilakukan secara sepihak dan tertutup oleh pemerintah.


                                                           206
   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212