Page 204 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 204

Menurut  Airlangga,  UU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja,  akan  merevisi  beberapa  undang-undang
              eksisting yang menghambat penciptaan lapangan kerja. Regulasi ini sekaligus sebagai instrumen
              penyederhanaan  serta  peningkatan  efektivitas  birokrasi.  Airlangga  meyakini,  dengan
              disahkannya RUU, berbagai dampak positif bisa dirasakan oleh masyarakat.

              "Dengan demikian, bagi Pekerja atau buruh yang alami PHK, bisa tetap terlindungi dalam jangka
              waktu tertentu sambil mencari Hlm- 7 pekerjaan baru yang lebih sesuai," kata Airlangga yang
              juga menjabat ketua umum Partai Golkar itu. Menurut Airi angga, UU Cipta Kerja memungkinkan
              pelaku UMKM mendapatkan kemudahan dan kepastian hukum.

              RUU  Ciptaker  ini sebelumnya  mendapat  kritikan  dari  berbagai  pihak,  termasuk  ormas  Islam,
              serikat buruh, persatuan petani, dan aktivis lingkungan hidup. "Pandangan dan sikap MUI dan
              ormas-ormas  yang  menolak  omnibus  law  adalah  bukti  bahwa  mereka  masih  punya  rasa
              tanggung  jawab  untuk  memiliki,  mengawal,  dan  menjaga  negara  ini  dari  kemusnahan  dan
              kehancuran," kata Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyiddin Junaidi, kemarin.

              Ia juga menyesalkan legislator dan pemerintah yang terkesan mengabaikan berbagai penolakan
              yang  mengemuka  terkait  regulasi  tersebut.  Semestinya,  kata  Muhyiddin,  yang  ditunjukkan
              parlemen  itu  membuat  rakyat  merasa  tidak  lagi  punya  wadah  untuk  menyampaikan  keluh
              kesahnya.  fujieka permana ed:titrryan zamzami

              caption: DISAHKAN Para menteri berfoto bersama dengan pimpinan DPR seusai pengesahan
              RUU Cipta Kerja pada rapat paripurna di Kompleks Parlemen. Senayan, Jakarta. Senin (5/10).
              Dalam  rapat  paripurna  tersebut.  RUU  Cipta  Kerja  disetujui  untuk  disahkan  menjadi  undang-
              undang.
















































                                                           203
   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209