Page 208 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 208

Sejumlah ketentuan membuat buruh bisa terombang-ambing tanpa kepastian menjadi pekerja
              tetap. Pasal 59 dan Pasal 65 mengenai pekerja kontrak dan pekerja alih daya tak mengatur batas
              jangka waktu kontrak. Pada UU Ketenagakerjaan lama, pekerja hanya bisa dikontrak paling lama
              tiga tahun dengan aturan paling lama dua tahun dan diperpanjang satu kali untuk jangka waktu
              paling lama satu tahun.

              Dalam RUU Cipta Kerja, penyelesaian pekerjaan kontrak ditentukan dalam waktu yang tak terlalu
              lama. Ketentuan lanjut mengenai jangka waktu dan batas waktu kontrak serta jenis dan sifat
              pekerjaan yang bisa dikontrak diatur dengan PP. Hal ini membuat buruh terancam tak diangkat
              jadi pekerja tetap. Buruh kontrak dan alih daya kian terancam, tanpa jaminan.

              Sebagai bentuk protes, 32 federasi dan konfederasi serikat buruh akan berunjuk rasa dan mogok
              pada 6-8 Oktober 2020.

              25 kali upah

              Ketentuan  lain  yang  menjadi  sorotan  adalah  berkurangnya  pesangon  bagi  buruh,  dari
              sebelumnya  maksimal  32  kali  upah,  pesangon  berkurang  menjadi  25  kali  upah.  Perusahaan
              membayarkan 16 kali upah pekerja. Negara menanggung 9 kali upah lewat skema JKP.

              Dalam Pasal 42 Ayat 2 RUU Cipta Kerja disebutkan, modal awal untuk program JKP ditetapkan
              paling  sedikit  Rp  6  triliun  yang  dianggarkan  dalam  APBN.  Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai
              pemberian pesangon akan diatur dalam PP.

              Sekretaris Jenderal Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra)
              Misbah H asan menilai, regulasi pesangon itu akan membebani keuangan negara dalam jangka
              menengah dan panjang. Regulasi baru itu juga berpotensi membuat kebijakan PHK lebih berani
              diambil.

              BP Jamsostek mengaku belum mengetahui detail rencana skema program JKP. Deputi Direktur
              Hubungan  Masyarakat  dan  Antarlembaga  BP  Jamsostek  I  rvansyah  Utoh  Banja  mengatakan
              masih  perlu  membahas  dengan  pemerintah  terkait  simulasi  perhitungan  besaran  iuran  dan
              manfaat, termasuk sumber pendanaannya.

              Ketua Panitia Kerja RUU Cipta Kerja yang juga Ketua Badan Legislasi DPR Suprat-man Andi Agtas
              membantah  RUU  itu  merugikan  pekerja.  Substansi  RUU  tersebut  diklaim  meningkatkan
              perlindungan kepada pekerja. Salah satu aturan yang melindungi pekerja ialah adanya JKP yang
              dikelola melalui mekanisme BPJS Ketenagakerjaan yang sepenuhnya ditanggung negara.

              Setelah  pengesahan  RUU  itu,  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  menulis  surat  terbuka
              kepada serikat buruh. Pemerintah berupaya mencari titik keseimbangan antara melindungi orang
              yang bekerja dan memberikan kesempatan kepada orang yang masih menganggur.

              (AG E/REK/K RN/MT K/DAN/ FRD/FAI/JOG/VTO/NDU/HRS/ IKI/NIK/MEL/XTI/IDO)

              Proses Pembahasan RUU Cipta Kerja

              Senin, 8 September 2020

              Pembahasan RUU Cipta Kerja di tingkat Panitia Kerja selesai dilakukan.

              I Selasa, 9 September 2020

              Pembahasan RUU Cipta Kerja dilanjutkan di tingkat Tim Perumus dan Tim Sinkronisasi.

              Sabtu, 3 Oktober 2020_____________________________


                                                           207
   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213