Page 276 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 276

Ringkasan

              Pembahasan hincjcja pengesahan RUU Cipta Kerja berlangsung begitu cepat. Padahal, suara
              publik yang menentang RUU tersebut tak henti hentinya disuarakan. DPR pemerintah dianggap
              mematikan akses publik pada pembahasan RUU itu. Pengesahan Rancangan Undang-Undang
              Cipta  Kerja  menjadi  undang  -undang  (UU),  di  Jakarta,  Senin  (5/10/2020),  menjadi  sorotan
              banyak pihak. Betapa tidak, pembahasan hingga pengesahan berlangsung begitu cepat. Aspirasi
              publik yang menentang regulasi tersebut dengan mudahnya diabaikan.



              SERBA CEPAT UNTUK RUU CIPTA KERJA

              Pembahasan hincjcja pengesahan RUU Cipta Kerja berlangsung begitu cepat. Padahal, suara
              publik yang menentang RUU tersebut tak henti hentinya disuarakan. DPR pemerintah dianggap
              mematikan akses publik pada pembahasan RUU itu.

              Pengesahan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja menjadi undang -undang (UU), di Jakarta,
              Senin  (5/10/2020),  menjadi  sorotan  banyak  pihak.  Betapa  tidak,  pembahasan  hingga
              pengesahan berlangsung begitu cepat. Aspirasi publik yang menentang regulasi tersebut dengan
              mudahnya diabaikan.

              Setelah RUU Cipta Kerja disetujui disahkan menjadi UU di tingkat satu, antara Badan Legislasi
              (Baleg) DPR dan pemerintah, Sabtu (3/10) malam, gelagat RUU itu akan segera dibawa ke Rapat
              Paripurna DPR untuk disahkan sudah tercium. Ini kemudian terbukti pada Senin.

              Senin  sekitar  pukul  12.00  para  anggota  Badan  Musyawarah  (Bamus)  DPR  mendapatkan
              undangan dadakan mengikuti rapat Bamus DPR siang itu juga pukul 12.30. "Anggota banyak
              yang  kaget.  Saya  di  fraksi  pun  merasa  ini  sangat  mendadak,"  kata  Sekretaris  Fraksi  Partai
              Keadilan Sejahtera (PKS) DPR Ledia Hanifa.

              Dalam rapat Bamus DPR yang dihadiri pimpinan fraksi dan alat kelengkapan DPR tersebut, Wakil
              Ketua  DPR  dari  Fraksi  Partai  Golkar  Azis  Sya-msuddin  tiba-tiba  menyampaikan  agenda
              percepatan penutupan masa persidangan DPR I periode 2020/2021 dalam Rapat Paripurna DPR
              yang akan digelar Senin sore. Di jadwal semula, rapat paripurna penutupan masa sidang baru
              akan digelar 8 Oktober.

              Alasan yang jadi dasar percepatan, banyak anggota DPR, tenaga ahli, dan anggota staf yang
              positif  Covid-19.  "Jadi,  pilihannya  saat  itu,  DPR  lock-down  (ditutup)  atau  percepat  rapat
              paripurna penutupan masa sidang sehingga anggota DPR reses ke daerah ma-sing-masing," ujar
              anggota DPR dari Fraksi PKS, Amin AK, menceritakan suasana rapat Bamus.

              Dengan  rencana  rapat  paripurna  penutupan  masa  sidang  dipercepat,  otomatis  agenda
              pengesahan  RUU  Cipta  Kerja  turut  menyesuaikan.  Pengesahan  dijadwalkan  dalam  rapat
              paripurna sebelum agenda penutupan masa sidang.

              Sontak hal ini menuai protes, terutama dari Fraksi PKS dan Partai Demokrat, yang sejak di tingkat
              satu menolak pengesahan RUU itu.

              "Ini  tidak  dikasih  tahu  agendanya  apa,  rapat  pimpinan  (Bamus),  tahu-tahu  siangnya  rapat
              paripurna. Ujug-ujug gitu , ya, gimana, sih. Lha, ini model apa? Kami protes saat itu," ujar Amin
              AK. Namun, apa daya, mayoritas fraksi, berjumlah tujuh fraksi, menyetujui percepatan. Alhasil,
              rapat paripurna digelar mulai pukul 15.00, Senin.

              Ketika rapat paripurna dengan agenda persetujuan pengesahan RUU Cipta  Kerja, ketergesa-
              gesaan  DPR  juga  tampak.  Saat  masuk  pandangan  fraksi-fraksi  atas  RUU  itu,  misalnya,  Azis

                                                           275
   271   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281