Page 320 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 320

Dari sembilan fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sebanyak enam fraksi menyetujui secara
              bulat RUU Cipta Kerja untuk disahkan sebagai undang-undang.
              Dua fraksi yakni Fraksi Partai Demokrat dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan
              menolak  RUU  tersebut,  dan  satu  Fraksi  Partai  Amanat  Nasional  (FPAN)  menerima  dengan
              catatan.

              Dalam  rapat  paripurna  DPR  pada  Senin  (5/10)  yang  dipimpin  oleh  Wakil  Ketua  DPR  Aziz
              Syamsuddin,  sempat  diwarnai  silang  pendapat  antara  pimpinan  dan  anggota  Fraksi  Partai
              Demokrat, Benny K. Harman.

              Partai  Demokrat  sempat  meminta  agar  pengambilan  kepu-tusan  terhadap  RUU  Cipta  Kerja
              dilakukan melalui mekanisme pemungutan suara (voting).

              Bahkan, partai yang didirikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono itu menyatakan keluar dari forum
              atau  walk  out  sesaat  sebelum  Menteri  Koordinator  Bidang  Perekonomian  Airlangga  Hartarto
              membacakan sikap pemerintah.

              Kendati disetujui oleh mayoritas fraksi di DPR, RUU Cipta Kerja bukan berarti tanpa catatan.

              Fraksi Partai Gerindra yang diwakili oleh Heri Gunawan menyatakan pemerintah perlu melakukan
              sinkronisasi terhadap aturan-aturan turunan dalam UU itu setelah disahkan.

              Partai  Gerindra,  katanya,  menekankan  undang-undang  itu  nantinya  menjadi  solusi  bagi
              perbaikan iklim investasi dan ketenagakerjaan di Tanah Air.

              "Beberapa aturan dalam RUU ada yang dikembalikan ke aturan existing, tetapi ada pula yang
              diperbarui.  Kami  ingin  RUU  ini  tidak  hanya  menyejahterakan  pekerja  tetap  juga  keluarga
              pekerja," katanya saat membacakan pandangan akhir fraksi.

              Partai  pendukung  pemerintah  yang  juga  memberikan  catatan  adalah  Fraksi  Partai  Nasdem.
              Melalui  juru  bicaranya  Taufik  Basari,  Nasdem  menjadi  partai  pendukung  pemerintahan  yang
              menguraikan panjang lebar terkait dengan RUU Cipta Kerja, kendati hanya diberi waktu 5 menit.

              Keberadaan UU Cipta Kerja satu upayanya adalah mengurai persoalan tumpang tindih aturan
              dan pemangkasan birokrasi yang acapkali menghambat investasi di Indonesia.

              Sementara itu, Fraksi Partai Demokrat melalui juru bicaranya Marwan Cik Asan tetap pada sikap
              awalnya menolak RUU Cipta Kerja disahkan sebagai undang-undang.

              Dia  menuturkan  RUU  Cipta  Kerja  dibahas  dalam  situasi  bangsa  yang  sedang  tidak
              menguntungkan.

              "RUU ini tidak berpihak kepada buruh, pekerja, dan kelompok rentan yang terdampak akibat
              kegiatan investasi dari hadirnya aturan ini. Kami meminta agar RUU ini ditunda dan dibahas lebih
              komprehensif," katanya.

              Juru bicara Fraksi PKS Amin AK menginginkan produk RUU Cipta Kerja yang bertujuan untuk
              menciptakan lapangan pekerjaan dan menumbuhkan iklim investasi justru bertentangan dengan
              asas  pembentukan  perundang-undang-an  yang  baik  dan  norma  konstitusi  yang  merugikan
              masyarakat.

              Mewakili pemerintah, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pembahasan RUU
              bersama Badan Legislasi telah dilakukan secara terbuka melalui sarana komunikasi yang ada di
              parlemen.




                                                           319
   315   316   317   318   319   320   321   322   323   324   325