Page 325 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 325

Dia tak memungkiri substansi klaster ketenagakerjaan di UU Cipta Kerja memang lebih fleksibel
              dan bisa menjawab pergeseran karakter pasar kerja pada masa depan. Meski demikian, tujuan
              UU  Cipta  Kerja  sebagai  penggaet  investasi  demi  menciptakan  lapangan  kerja  sebanyak-
              banyaknya adalah hal yang sulit digapai dalam waktu dekat.

              "Untuk investasi, sekarang karakternya lebih banyak ke sliort term seperti ke saham. Sementara
              itu, [investasi] yang sifatnya jangka panjang, investor masih enggan. Menjaring investasi asing
              tahun  depan  pun  sulit.  [Target]  pertumbuhan  ekonomi  [2021]  4%---5%  tetap  berat  karena
              pengusaha tak akan langsung ekspansi. Mereka akan konsolidasi dahulu," jelasnya.

              Sebagaimana diketahui, rapat paripurna DPR kemarin secara mengejutkan mengesahkan RUU
              Cipta  Kerja  menjadi  undang-undang.  Mayoritas  dari  sembilan  fraksi  di  DPR  menyetujui
              pengesahan undang-undang ini.

              Fraksi yang menyatakan setuju a.l. PDI Perjuangan, Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB, PPP, dan
              PAN. Sementara itu, fraksi yang menolak a.l. Demokrat dan PKS. Dalam laporan Badan Legislatif
              (Baleg) DPR, pembahasan daftar inventaris masalah (DIM) telah dilakukan oleh panitia kerja
              (panja) secara detail, intensif, dan tetap mengedepankan prinsip musyawarah untuk mufakat.
              Pembahasan dimulai sejak 20 April dan rampung 3 Oktober 2020.

              Menanggapinya, suara pekerja pun terpecah. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia
              (KSPI)  Said  Iqbal  menuding  DPR  mengkhianati  kepentingan  rakyat  melalui  sidang  paripurna
              dadakan itu. "Berulang kali kami dikhianati seperti saat revisi UU Komisi Pemberantasan Korupsi
              [KPK], UU Minerba, dan kini UU Cipta Kerja. Jelas, suara rakyat tidak didengar," katanya.

              Dia berpendapat seharusnya pemerintah lebih fokus menangani pandemi, alih-alih kejar setoran
              mengesahkan UU Cipta Kerja. Lagipula, lanjutnya, saat ini angka PHK akibat pandemi makin
              meningkat sehingga pe-ngesahaan beleid tersebut justru memperkeruh iklim pasar kerja.

              "Kesejahteraan buruh justru makin turun karena UU ini. Karyawan dikontrak seumur hidup tanpa
              masa depan, karyawan alih daya tanpa masa depan, upah murah, waktu kerja tak beraturan,
              hak cuti perempuan seperti melahirkan dipotong," ujarnya.

              Sebaliknya,  Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Nasional  (KSPN)  Ristadi  menyatakan  akan
              mencermati terlebih dahulu detail dari UU Cipta Kerja. Dia memercayakan kepada pemerintah
              tujuan dari beleid tersebut sebagai solusi perekonomian yang tengah lesu.

              "Kami  akan  baca  secara  utuh,  karena  sudah  diketok  palu  dan  saya  sudah  dapat  pesan
              disahkannya [UU Cipta Kerja]. Nanti kami akan adakan judicial reiriew terhadap isi bila ada yang
              merugikan dan bertentangan dengan UUD 1945," ujarnya.

              Bagaimanapun, dia sepakat DPR tak semestinya terlalu mengebut pengesahan regulasi tersebut.
              Menurutnya, beleid apapun yang dikerjakan terburu-buru adalah keputusan yang tidak baik. "Ini
              jadi seperti soal adu cepat, pada 6---8 Oktober 2020 nanti akan ada aksi mogok nasional buruh
              [oleh serikat pekerja], kemudian [pengesahan UU Cipta Kerja] dipercepat. Ini jadi strategi DPR
              dan pemerintah agar tidak terganggu dengan demonstrasi nanti," katanya.

              POSISI TAWAR

              Di  lain  sisi,  Ketua  Umum  Kamar  Dagang  dan  Industri  (Kadin)  Indonesia  Rosan  P.  Roslani
              berargumen salah satu manfaat utama UU Cipta Kerja adalah memperbaiki posisi tawar pasar
              Tanah Air di kawasan Asia Tenggara.

              "UU Ciptaker ini merupakan sinyal positif yang sudah ditunggu-tunggu oleh banyak negara dan
              investor. Pasalnya, kita sudah bisa bersaing dengan negara-negara tetangga. Dengan demikian,


                                                           324
   320   321   322   323   324   325   326   327   328   329   330