Page 470 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 470

Selain itu, dasar hukum mogok nasional yang akan dilakukan para adalah UU No. 39 Tahun 1999
              tentang HAM dan UU No. 12 tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang
              Hak-Hak  Sipil  dan  Politik.  Sekitar  dua  juta  buruh  akan  mengikuti  aksi  tersebut  dari  yang
              sebelumnya direncanakan lima juta orang.

              Beberapa pekerja yang akan mengikuti aksi tersebut datang dari berbagai sektor seperti kimia,
              energi,  pertambangan,  tekstil,  garmen,  sepatu,  otomotif  dan  komponen,  elektronik  dan
              komponen, industri besi dan baja, farmasi dan kesehatan. Menurut Said, sebaran wilayah dua
              juta buruh yang akan ikut mogok nasional antara lain di Jakarta, Bogor, Depok, Tengerang Raya,
              Serang, Cilegon, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Cirebon, Bandung Raya.

              Lalu  dari  Semarang,  Kendal,  Jepara,  Yogjakarta,  Surabaya,  Sidoarjo,  Gresik,  Mojokerto,  dan
              Pasuruan.  Berikutnya  adalah  Aceh,  Padang,  Solok,  Medan,  Deli  Serdang,  Sedang  Bedagai,
              Batam, Bintan, Karimun, Muko-Muko, Bengkulu, Pekanbaru, Palembang, Bandar Lampung, dan
              Lampung Selatan.

              Selain  itu,  mogok  nasional  juga  akan  dilakukan  di  Banjarmasin,  Palangkaraya,  Samarinda,
              Mataram, Lombok, Ambon, Makasar, Gorontalo, Manadao, Bitung, Kendari, Morowali, Papua,
              dan Papua Barat. Provinsi-provinsi yang akan melakukan mogok nasional adalah Jawa Barat, DKI
              Jakarta,  Banten,  Jogjakarta,  Jawa  Tengah,  Jawa  Timur,  Aceh,  Sumatera  Utara,  Sumatera
              Selatan, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Lampung, NTB, Maluku, Kalimantan
              Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo,
              Sulawesi Tenggara, Papua, dan Papua Barat.

              Ia mengatakan dalam aksi mogok nasional itu buruh akan menyuarakan penolakan terhadap
              Omnibus  Law  UU  Cipta Kerja.  Mereka  meminta  agar  tetap  ada  UMK  tanpa  syarat  dan  tidak
              menghilangkan UMSK, nilai pesangon tidak berkurang, tidak boleh ada PKWT atau karyawan
              kontrak seumur hidup serta tidak boleh ada outsourcing seumur hidup.

              Tidak hanya itu para buruh menyerukan agar waktu kerja tidak boleh eksploitatif, cuti dan hak
              upah atas cuti tidak boleh hilang, karyawan kontrak dan outsourcing harus mendapat jaminan
              kesehatan dan pensiun. "Sementara itu, terkait dengan PHK, sanksi pidana kepada pengusaha,
              dan TKA harus tetap sesuai dengan isi UU No. 13 Tahun 2003," tegasnya..


































                                                           469
   465   466   467   468   469   470   471   472   473   474   475