Page 468 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 468

Dengan  kata  lain,    Omnibus  Law    artinya  metode  atau  konsep  pembuatan  regulasi  yang
              menggabungkan  beberapa  aturan  yang  substansi  pengaturannya  berbeda,  menjadi  satu
              peraturan dalam satu payung hukum.

              Dikutip dari Naskah Akademik  Omnibus Law  RUU  Cipta Kerja  , ada 11 klaster yang masuk
              dalam  undang-undang  ini  antara  lain  Penyederhanaan  Perizinan,  Persyaratan  Investasi,
              Ketenagakerjaan,  Kemudahan  Berusaha,  Pemberdayaan  dan  Perlindungan  UMKM,  Dukungan
              Riset dan Inovasi, Administrasi Pemerintahan, Pengenaan Sanksi, Pengadaan Lahan, Kemudahan
              Investasi dan Proyek Pemerintah, serta Kawasan Ekonomi Khusus.

              Dalam  prosesnya  di  parlemen,  tidak  ada  perbedaan  dengan  proses  pembuatan  UU  pada
              umumnya sebagaimana yang dibahas di  DPR  .

              Hanya saja, isinya tegas mencabut atau mengubah beberapa UU yang terkait.

              Banyaknya UU yang tumpang tindih di Indonesia ini yang coba diselesaikan lewat  Omnibus Law
              . Salah satunya sektor ketenagakerjaan.

              Di  sektor  ketenagakerjaan,  pemerintah  berencana  menghapuskan,  mengubah,  dan
              menambahkan pasal terkait dengan UU Ketenagakerjaan.

              Contohnya,  pemerintah  berencana  mengubah  skema  pemberian  uang  penghargaan  kepada
              pekerja yang terkena PHK.

              Besaran uang penghargaan ditentukan berdasarkan lama karyawan bekerja di satu perusahaan.

              Namun,  jika  dibandingkan  aturan  yang  berlaku  saat  ini,  UU  Nomor  13  Tahun  2003  tentang
              Ketenagakerjaan, skema pemberian uang penghargaan RUU  Omnibus Law  Cipta Kerja  justru
              mengalami penyusutan.

              Di dalam  Omnibus Law  , pemerintah juga berencana menghapus skema pemutusan hubungan
              kerja (PHK), di mana ada penghapusan mengenai hak pekerja mengajukan gugatan ke lembaga
              perselisihan hubungan industrial.




































                                                           467
   463   464   465   466   467   468   469   470   471   472   473