Page 72 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 72

UU Cipta Kerja ini tidak hanya soal tenaga kerja. Soal tenaga kerja hanyalah satu saja dari 11
              kluster yang ada di dalamnya. Semua kluster itu menimbulkan pekerjaan rumah yang luar biasa
              di meja pemerintah. Misalnya, soal kluster perizinan usaha. Dasar . pemikiran UU Cipta Kerja ini
              modem sekali. Prinsipnya, tidak semua usaha perlu izin.

              Usaha itu perlu dilihat tingkat risikonya, rendah, menengah, tinggi.

              Usaha yang risikonya rendah, untuk apa perlu izin. Ini pemikiran yang radikal-es-ktrem. Saya
              suka sekali dengan pemikiran seperti ini. Sekarang yang seperti itu sudah bukan lagi pemikiran,
              tapi sudah menjadi UU.

              Menurut  UU  baru  ini,  usaha  yang  risikonya  rendah  tidak  perlu  izin. Orang  cukup  melakukan
              pendaftaran. Ini hebat sekali. Usaha yang risiko rendah ini juga tidak perlu diawasi. Hanya usaha
              yang risikonya tinggi -risiko kecelakaan, lingkungan, dan sejenisnya -yang perlu izin.

              Masih banyak yang modern-modern seperti itu di UU Cipta Kerja. Secara bertahap saya ingin
              mengikhtiarkannya di Harian Disway

              Maka, yang sangat saya khawatirkan adalah pelaksanaannya nianti. Setelah bisa "mengalahkan"
              DPR  dlan  mengalahkan  gerakan  buruh,  mungkinkah  pemerintah  bisa  "mengalahkan  dirinya
              sendiri."

              Bukankah semangat aparat untuk mencari uang dan objekan dari peirizinan selama ini melebihi
              bahaya  laten  komunisme.  UU  Cipta  Kerja  ini,  meski  sudah  resmi  diundangkan,  belum  bisa
              langsung  dilaksanakan.  Masih  begitu  banyak  peraturan  pemerintah  yang  harus  dibuat.
              Jumlahnya banyak sekali.

              Pasal-pasal di UU Cipta Kerja ini banyak yang diakhiri dengan kalimat, untuk pelaksanaan pasal
              ini, diperlukan pengaturan lebih lanjut melalui Peraturan Pemerintah.
              Kalaupun peraturan pemerintahnya sudah keluar, masih harus ditunggu peraturan yang lebih
              bawah  lagi,  yaitu  peraturan  menteri.  Lalu  akan  ada  peraturan  dirjen,  peraturan  gubernur,
              peraturan bupati, peraturan wali kota, dan seterusnya. Semua itu adalah bagian dari pemerintah
              yang harus ditundukkan oleh pemerintah sendiri.(*)


































                                                           71
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77