Page 735 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 735

Ringkasan

              Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Politik dan Keamanan Azis Syamsuddin mengatakan
              kontroversi dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja merupakan dinamika
              yang biasa terjadi dalam demokrasi.

              Menurut  Azis,  perbedaan  dan  perdebatan  dalam  penyampaian  substansi  dalam  pembahasan
              salah satu RUU Omnibus Law tersebut merupakan hal yang biasa saja di parlemen.


              KONTROVERSI RUU CIPTAKER DINAMIKA DEMOKRASI

              Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Politik dan Keamanan Azis Syamsuddin mengatakan
              kontroversi dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja merupakan dinamika
              yang biasa terjadi dalam demokrasi.

              Menurut  Azis,  perbedaan  dan  perdebatan  dalam  penyampaian  substansi  dalam  pembahasan
              salah satu RUU Omnibus Law tersebut merupakan hal yang biasa saja di parlemen.

              "Bukan hanya RUU Cipta Kerja yang kerap menjadi pro dan kontra, banyak yang saling berbeda
              persepsi di antara fraksi DPR ataupun dengan Pemerintah. Perbedaan persepsi dan perdebatan
              adalah  dinamika  dari  negara  demokrasi.  Yang  terpenting  adalah  bagaimana  kita  dapat
              memajukan dan menyelesaikan permasalahan bangsa ini," kata Azis Syamsuddin, di Jakarta,
              Ahad (4/10).

              Azis menilai RUU Ciptaker Klaster Ketenagakerjaan itu sebetulnya memiliki kemajuan dari sisi
              pengupahan, dengan upah minimum kota atau kabupaten bisa lebih besar dari upah minimum
              provinsi,  disesuaikan  dengan  pertumbuhan  ekonomi,  inflasi,  dan  koefisiensi  produktivitas.
              Namun, memang ada perubahan skema pesangon dalam klaster Ketenagakerjaan tersebut.

              Menurut Azis, itu sebetulnya untuk menyesuaikan dengan kegentingan global yang terjadi di
              masa pandemi Covid-19. Para pelaku usaha di dunia mengalami gejolak ekonomi yang cukup
              terpuruk  karena  adanya  Covid-19  yang  terjadi  di  berbagai  belahan  dunia,  sehingga  banyak
              pelaku usaha yang menjerit bahkan sampai ada yang 'gulung tikar' alias bangkrut.

              "Tentunya kita harus melihat dari berbagai sudut pandang yang ada, perubahan skala pesangon
              19  kali  gaji  ditambah  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan  sebanyak  6  kali  yang  dilakukan
              pengelolaannya oleh Pemerintah melalui BPJS Ketenagakerjaan dengan perhitungan dan melihat
              kondisi pandemi saat ini tentunya," ujar dia pula.

              Karena itu, politisi Golkar itu mengharapkan agar para buruh dapat mengerti dan memahami
              kondisi tersebut. Ia mengatakan jangan sampai pelaku usaha dan investor yang ingin bangkit
              setelah pandemi, kemudian memilih negara lain, karena menilai peraturan perundang-undangan
              di Indonesia yang tumpang-tindih serta dapat menyulitkan mereka.

              Dalam  Raker  itu.  tujuh  fraksi  menyatakan  setuju  RUU  Ciptaker  dibawa  dalam  pengambilan
              keputusan Tingkat II dalam Rapat Paripurna untuk disetujui menjadi UU. Namun, dua fraksi
              menolak yaitu Fraksi Partai Demokrat dan Fraksi PKS.

              Wakil Ketua M PR Syarief Hasan menyarankan agar pemerintah mendengarkan aspirasi rakyat
              soal RUUCip-staker. karena keterlibatan rakyatdalam setiap kebijakan dan peraturan perundang-
              undangan yang akan diterbitkan diperlukan karena pemerintah ditugaskan untuk bekerja kepada
              rakyat.

              Kadin Cemas


                                                           734
   730   731   732   733   734   735   736   737   738   739   740