Page 82 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 82

Beberapa  anggota  dewan  dari  Fraksi  Partai  Demokrat  sebelumnya  telah  berulang  kali
              menginterupsi  rapat.  Demokrat  mempertanyakan  mengapa  pemerintah  dan  DPR  terkesan
              terburu-buru untuk mengesahkan RUU Cipta Kerja. "Mengapa ini terburu-buru pimpinan, rakyat
              bertanya-tanya," kata anggota Fraksi Demokrat, Irwan.

              Di  sisi  lain,  Wakil  Ketua  DPR  Azis  Syamsuddin  yang  memimpin  sidang  merasa  sudah  cukup
              memberikan  kesempatan  bicara  kepada  Demokrat.  Azis  beberapa  kali  mematikan  mikrofon
              anggota  Demokrat  yang  tengah  berbicara.  Ia  juga  mengancam  akan  meminta  Benny  Kabur
              Harman dikeluarkan dari ruang sidang lantaran terus berbicara sambil berdiri dari kursinya  4.
              Disahkan meski banyak penolakan  RUU Cipta Kerja disahkan oleh DPR kendati memperoleh
              protes  dari  banyak  pihak.  Gerakan  Buruh  Bersama  Rakyat  (Gebrak)  dan  aliansi  masyarakat
              berencana menggelar aksi demonstrasi serentak di lebih dari 30 kota selama tiga hari, yakni 6-
              8 Oktober 2020, untuk menolak produk undang-undang tersebut. "Kita dipaksakan turun ke jalan
              karena harus melawan. Ini karena tidak ada iktikad baik pemerintah," ujar Ketua Kongres Aliansi
              Serikat  Buruh  Indonesia  (Kasbi)  Nining  Elitos  dalam  konferensi  pers  yang  dilakukan  secara
              virtual, Ahad, 4 Oktober 2020.

              Aksi solidaritas bersama akan dilakukan di Jakarta, Tangerang, Banten, Bogor, Bekasi, Karawang,
              Purwakarta,  Subang,  Cimahi,  Sumedang,  Bandung  Raya,  Garut,  Tasikmalaya,  Indramayu,
              Cirebon,  Semarang.  Kemudian,  Yogyakarta,  Solo,  Blora,  Gresik,  Surabaya,  Sidoarjo,  Kaltim,
              Makasar, Lampung, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Sumut, Sumatera Utara, Batam, NTT, dan
              kota-kota  lainnya.  Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Said  Iqbal  juga
              menyatakan  hal  yang  sama.  Menurut  dia,  ada  dua  juta  buruh  yang  tergabung  dalam  32
              konfederasi  tetap  menggelar  aksi  meski  RUU  telah  disahkan.  Aksi  demonstrasi  yang  diikuti
              mogok  nasional  dilakukan  dengan  dasar  ketentuan  Undang-undang  Nomor  9  Tahun  1998
              tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum dan UU Nomor 21 Tahun 2000
              tentang Serikat Pekerja. "Selain itu, dasar hukum mogok nasional yang akan kami lakukan adalah
              UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU Nomor 12 tahun 2005 tentang Pengesahan
              Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik," ujar Said Iqbal dalam keterangannya,
              Senin, 5 Oktober 2020.

              5. Anggota DPR tidak menerima salinan fisik RUU Cipta Kerja  Anggota dewan tidak menerima
              salinan fisik atau hardcopy RUU Cipta Kerja saat sidang paripurna digelar. Biasanya, salinan RUU
              yang akan disahkan dibagikan oleh petugas yang berjaga di meja presensi kehadiran anggota
              Dewan.

              "Tidak  (menerima  salinan  RUU).  Belum  selesai  sudah  disahkan.  Yang  disahkan  itu  tadi  RUU
              hantu," kata anggota DPR dari Fraksi Demokrat, Benny Kabur Harman.
              Hal senada disampaikan anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Ledia Hanifa. "Saya
              cek sama yang hadir, enggak dibagi. Logikanya harusnya demikian (dibagi)," kata Ledia melalui
              pesan singkat.

              Benny dan Ledia senada mengatakan salinan RUU seharusnya dibagikan kepada anggota Dewan
              yang  hadir. Menurut  Benny, ketentuan  itu  juga  diatur  dalam  Undang-undang  MD3  dan  Tata
              Tertib DPR. "Makanya kami perjuangkan ditunda dulu," kata Benny.

              6. Dibahas 64 kali, Senin sampai Minggu    Ketua Badan Legislasi DPR Supratman Andi Agtas
              melaporkan pembahasan RUU Cipta sudah dilakukan sebanyak 64 kali.

              Sebanyak dua kali dilakukan dalam rapat kerja, 56 rapat panitia kerja, dan enam kali  rapat  tim
              perumus  (timus)  dan  tim  sinkronisasi  (trimsin).  "Dilakukan  mulai  dari  Senin  sampai  Minggu,
              dimulai dari pagi hingga malam dini hari," kata Supratman.

              BUDIARTI UTAMI PUTRI | FAJAR PEBRIANTO   .

                                                           81
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87