Page 184 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 APRIL 2021
P. 184

Cipta Kerja klaster ketenagakerjaan karena para buruh menilai bahwa PP ini menimbulkan tidak
              adanya kepastian kerja.
              "Bahwa kalau kita bicara perlindungan buruh, maka perlindungan masyarakat. Karena bukan
              hanya buruh yang bekerja, tapi anak-anak masyarakat yang sudah lulus sekolah dan masuk
              pasar tenaga kerja akan mengalami penurunan upah," ungkap Said dalam konferensi pers virtual
              di Jakarta, Selasa (27/4/2021).

              Bahkan kalau di tahun 2022 tidak ada penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP), maka bisa jadi
              upah buruh pun menurun. "Ini berlaku juga tidak ada kepastian kerja. Orang yang akan masuk
              pasar kerja, siapapun dia, mau lulusan S1, bahkan lulusan D3, SMK, maupun SMA, tidak memiliki
              kepastian kerja," tambah Said.

              Hal  ini  karena  perusahaan  berbondong-bondong  menggunakan  jasa  agen  outsourcing  yang
              menjadi  kliennya.  Itu  pun  lanjut  Said,  tanpa  sebuah  peraturan  yang  jelas  berapa  upahnya,
              jaminan kesehatan, dan jaminan pensiun.
              "Ini masuk manpower trading, perdagangan tenaga kerja. Masa tenaga kerja dijual beli sama
              agen outsourcing. Gak akan agen ini membayar pesangon," cetusnya.

              Dia juga mencontohkan, para buruh atau orang yang masuk dunia kerja, bisa masuk kontrak 2
              minggu, sebulan, atau setahun lalu dipecat begitu saja dengan adanya aturan yang sekarang
              karena perusahaan bisa outsourcing 100%.

              "Pesangon  dikurangi  nilainya,  jam  kerja,  aturan  jam  lembur  ditambah,  betul  uang  lembur
              dibayar, tapi kesehatan kan harus diperhatikan. Banyak hal yang akan menimpa buruh yang
              sedang bekerja, ini memberatkan," pungkas Said.

              (akr).









































                                                           183
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189