Page 186 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2021
P. 186

"Aksi akan dipusatkan di kantor gubernur, bupati/wali kota, dan kantor DPRD wilayah masing-
              masing," kata Said dalam konferensi pers daring, Rabu (3/11).
              Said  menyebut,  tuntutan  dalam  aksi  10  November  masih  sama  dengan  tuntutan  pada  aksi
              sebelumnya. Pertama, naikkan UMP dan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2022 sebesar 7-
              10 persen.

              Kedua,  berlakukan  Upah  Minimum  Sektoral  Kabupaten/Kota  (UMSK)  2021  dan  2022.  Ketiga,
              batalkan  UU  Nomor  11  tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja  (Omnibus  Law).  Keempat,  tetap
              berlakukan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tanpa diikat UU Nomor 11 tahun 2020.

              Said menjelaskan, aksi kali ini juga merupakan respons atas pernyataan Asosiasi Pengusaha
              Indonesia  (Apindo)  yang  dinilai  'bersikap  tidak  adil  dan  serakah'.  Apindo,  kata  Said,  tak
              menjelaskan  arti  kerugian  perusahaan  saat  pandemi.  Padahal,  tak  semua  perusahaan  yang
              merugi.

              Terlebih, lanjut dia, KSPI sudah menyatakan sikap bahwa tidak masalah jika perusahaan yang
              merugi akibat Covid-19 tak menaikkan upah. "Tapi syaratnya, tunjukkan pembukuan perusahaan
              selama dua tahun berturut-turut yang memperlihatkan kerugian. Itu kan fair, tidak bisa hanya
              omongan saja," ujarnya.

              Said juga mempertanyakan pernyataan Apindo yang mendorong pemerintah menetapkan UMP
              dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan
              dan UU Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Omnibus Law). Sebab, gugatan atas UU
              Nomor 11 tahun 2020 itu masih disidangkan oleh Mahkamah Konstitusi. Sedangkan PP Nomor
              36 adalah turunan dari UU tersebut.

              "Wong undang-undangnya masih digugat, kok dipakai. Aneh, (Kalau dipakai) berarti pemerintah
              tidak taat hukum dong," ujar Said.

              KSPI, lanjut dia, meminta pemerintah menggunakan PP 78 tahun 2015 tentang Pengupahan dan
              UU  Nomor  13  tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan.  Dua  beleid  tersebut,  mengamanatkan
              penetapan upah minimum harus menghitung angka inflasi ditambah pertumbuhan ekonomi year
              on yaer dan mepertimbangkan Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Dengan formula itu, perhitungan
              KSPI menghasilkan bahwa upah minimum 2022 harus naik 7-10 persen.
              Sebelumnya,  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  menyebut,  upah  minimum  akan
              ditetapkan  pada  akhir  November.  Dalam  proses  penetapannya,  Kemnaker  menggunakan  PP
              Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan dan UU Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja
              (Omnibus Law). Kini, Kemenaker masih menunggu data dari Badan Pusat Statistik (BPS) terkait
              pertumbuhan ekonomi, inflasi daerah, dan kelayakan hidup.




















                                                           185
   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191