Page 34 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2021
P. 34

dikalikan rata-rata jumlah anggota rumah tangga dan dibagi rata-rata jumlah anggota rumah
              tangga yang bekerja.
              Harapannya formula ini mencerminkan kondisi hidup layak, tak hanya bagi pekerja lajang juga
              kebutuhan rumah tangga pada nilai rata-rata di masing-masing daerah. Kenaikan upah minimum
              tidak  hanya  berdasarkan  kenaikan  harga  barang/jasa,  tetapi  juga  pembahan  komponen
              pengeluaran/konsumsi

              Kehidupan layak sebelum dan sesudah pandemi tentu berbeda karena pola konsumsi berubah.
              Menurut hasil suivei dampak Covid-19 oleh BPS tahun 2020, pengeluaran penduduk mengalami
              peningkatan proporsi pada kesehatan dan informasi/komunikasi.

              Menggunakan  data  konsumsi  rata-rata  hasil  survei  sosial  ekonomi  nasional,  yang
              diselenggarakan  setiap  tahun  oleh  BPS  merupakan  langkah  tepat  sebagai  jembatan  untuk
              mengakomodasi komponen kebutuhan hidup yang dinamis.

              Dalam  penghitun^n  baru,  kian  besar  selisih  UMP/UMK  dengan  batas  atas  upah  minimum,
              semakin besar pengali untuk kenaikan UMP/UMKsetiap tahunnya. Bila nominal UMP/UMK kian
              mendekati  batas  atas  upah  minimum,  kian  kecil  pengali  untuk  kenaikan  UMP/UMKsetiap
              tahunnya.

              Namun, jika dibandingkan formula kenaikan UMP/UMK pada peraturan sebelumnya, dalam PP
              No 36 Tahun 2021 kenaikannya lebih kecil karena hanya menggunakan salah satu nilai tertinggi
              dari perfcimbuhan ekonomi atau inflasi, bukan penjumlahan keduanya.

              Permasalahan selanjutnya, ketimpangan upah antarpekerja mengingat kebijakan upah minimum
              ini diberlakukan untuk usaha berskala menengah dan besar, sedangkan 75 persen tenaga kerja
              di Indonesia bekerja pada usaha mikro kecil.

              Ketentuan  upah  minimum  dikecualikan  bagi  usaha  mikro  dan  kecil.  Upah  berdasarkan
              kesepakatan pengusaha dan buruh, paling sedikit 50 persen dari rata-rata konsumsi masyarakat
              tingkat provinsi atau 25 persen di atas garis kemiskinan provinsi.

              Karena  itu,  pekerja  usaha  mikro  kecil  mesti  mendapatkan  perhatian  karena  rentan  jatuh  ke
              jurang kemiskinan.

              Kebijakan upah minimum di Indonesia berpengaruh positif dan signifikan pada desil ke-5 hingga
              desil ke-8 dari distribasi upah, tetapi tidak memberikan pengaruh signifikan pada kelompok40
              persen terbawah distribusi upah (Pratomo, 2012).

              Mendorong  transisi  usaha  mikro  dan  kecil  (UMK)  menjadi  usaha  menengah  besar  (UMB)
              diperlukan  untuk  meningkatkan  nilai  tambah  dalam  perekonomian,  sekaligus  meningkatkan
              kesejahteraan buruh/pekerja agar mampu hidup layak.
              Secara teori, kenaikan upah minimum hingga melebihi titik keseimbangan antara penawaran dan
              permintaan tenaga kerja, akan berdampak pada penurunan permintaan terhadap tenaga kerja,
              terutama di sektor formal.

              Namun  perlu  diwaspadai,  kelebihan  penawaran  tenaga  kerja  pada  sektor  formal  mendorong
              transisi dari tenaga kerja formal menjadi tenaga kerja informal. Selama pandemi, tenaga kerja
              formal di Indonesia naik dari 75,50 juta orang pada Februari 2020 menjadi 78,14 juta orang
              pada Februari 2021.






                                                           33
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39