Page 152 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 OKTOBER 2021
P. 152

Founder & CEO Tobatenun, Kerri Na Basaria mengatakan, pelaku dan perajin yang seringkali
              terlupakan dalam pelestarian budaya. Padahal, menurut dia, upaya pelestarian budaya harus
              jalan  bersamaan  dengan  upaya  perubahan  sosial  dan  pemahaman  keseimbangan  antara
              modernisasi dan budaya diperlukan untuk kebaikan di masa depan.

              Hanya saja, dia menyadari, sebenarnya masih ada tantangan yang dihadapi para pelaku dan
              penenun ini, mulai dari kemiskinan, eksploitasi oleh pengepul, tidak menerima upah layak dan
              banyaknya isu sosial yang kompleks yang datang dari kemiskinan.

              Dia  kemudian  bersama  para  mitranya  berusaha  membuka  peluang  melalui  sebuah  wadah
              pelatihan yang juga menjadi sarana pembelajaran dan pendidikan bagi penenun yang kurang
              mempunyai kesempatan, sekaligus mendampingi mereka sehingga diharapkan berujung pada
              suatu community development yang sehat atau tidak bersifat eksploitatif.

              Dari sisi produksi Ulos, Kerri berfokus pada revitalisasi budaya wastra ke akarnya, menggunakan
              material alam, serat, pewarnaan maupun teknik yang menurut dia saat ini sudah banyak hilang
              dan hampir punah.

              "Kami mendorong digunakannya pembuatan tenun yang bertanggung jawab pada lingkungan
              dan pembuatan ramah lingkungan yang mengutamakan prinsip berkelanjutan," tutur dia.

              Lebih  lanjut,  menyadari  potensi  Ulos  untuk  dapat  bersaing  di  pasar  nasional  maupun
              mancanegara, Kerri bersama Tobatenun memperkenalkan Ulos ke pasar internasional melalui
              partisipasinya  dalam  TENUN  Fashion  Week  yang  diselenggarakan  secara  virtual  pada  15-17
              Oktober 2021. Pagelaran ini dijadwalkan menampilkan 45 komunitas tenun yang berpartisipasi
              dari Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam.

              Dalam TENUN Fashion Week, Tobatenun menghadirkan dua lini produknya yaitu Tobatenun dan
              BORU. Mereka menampilkan koleksi revitalisasi ulos lawas yang juga menjadi koleksi pertama
              untuk distribusi di platform yang hadir dalam motif Ragi Hotang, Ragi Idup, dan Tumtuman.
              Sementara untuk produk Boru, Tobatenun menampilkan koleksi ready to wear "Sindar" yang
              merupakan  hasil  kerja  sama  desainer  muda  dan  berbagai  UKM  dan  pengrajin  dari  Siantar,
              Yogyakarta, dan Jepara.

              Kerri  mengaku  optimistis  wastra  nusatara  termasuk  Ulos  bisa  menjadi tuan  rumah  di  negeri
              sendiri dan bisa dinikmati pasar yang lebih luas seiring semakin banyaknya pihak yang terlibat
              dalam pelestarian dan pengembangan ekosistemnya.

              "Kami pun berharap upaya kami dalam memberdayakan perajin dan berbagai aktivitas sosial lain
              dapat  memberikan  dampak  yang  luas  bagi  para  penenun  untuk  memberikan  harapan  bagi
              mereka mendapatkan masa depan yang lebih baik," demikian kata dia.




















                                                           151
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157