Page 63 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JULI 2021
P. 63

menyampaikan  bahwa  KSPI  siap  mengikuti  program  vaksinasi  tersebut.  Tetapi  KSPI
              mempermasalahkan  pemberian  vaksin  yang  dilakukan  secara  berbayar,  baik  program  vaksin
              gotong royong maupun vaksin berbayar secara individu yang rencananya dikeluarkan oleh Kimia
              Farma.  Jika  ini  dilanjutkan,  patut  diduga  akan  terjadi  komersialiasi  yang  hanya  akan
              menguntungkan pihak-pihak tertentu.



              PENTOLAN BURUH BLEJETI AKAL-AKALAN DI BALIK VAKSIN GOTONG ROYONG

              Pentolan Buruh Blejeti Akal-akalan di Balik Vaksin Gotong Royong Michelle Natalia Senin, 12 Juli
              2021 - 14:21 WIB loading.

              Foto/MPI  JAKARTA  -  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  dan  buruh  Indonesia
              mendukung  upaya  pemerintah  untuk  melawan  pandemi  Covid-19  dengan  cara  melakukan
              vaksinisasi . Pemberian vaksin kepada rakyat, termasuk kaum buruh dan keluarganya, adalah
              tugas negara.

              "Apa pun bentuk dan strategi pemberian vaksin, termasuk pembiayaannya menjadi tanggung
              jawab  pemerintah  dan  pengusaha.  Mencakupdimulainya  program  vaksin  gotong  royong  dan
              vaksin berbayar secara individu," ujar Presiden KSPI Said Iqbal di Jakarta, Senin(12/7/2021).

              Lanjut Said, KSPI siap mengikuti program vaksinasi tersebut. Tetapi KSPI mempermasalahkan
              pemberian vaksin yang dilakukan secara berbayar, baik program vaksin gotong royong maupun
              vaksin  berbayar  secara  individu  yang  rencananya  dikeluarkan  oleh  Kimia  Farma.  Jika  ini
              dilanjutkan, patut diduga akan terjadi komersialiasi yang hanya akan menguntungkan pihak-
              pihak tertentu.

              Ini Dalih Kimia Farma 'Jualan' Vaksinasi Covid-19 "Setiap transaksi jual beli dalam proses ekonomi
              berpotensi menyebabkan terjadinya komersialisasi oleh produsen yang memproduksi vaksin dan
              pemerintah sebagai pembuat regulasi, terhadap konsumen dalam hal ini rakyat termasuk buruh
              yang menerima vaksin," tambah Said.

              Dia mengatakan, program vaksinasi berbayar yang dikenal dengan nama vaksin gotong royong,
              sekalipun  biaya  vaksinasi  dibayar  oleh  pengusaha,  apalagi  vaksin  berbayar  secara  individu,
              dikhawatirkan  akan  terjadi  komersialisasi  vaksin  atau  transaksi  jual  beli  harga  vaksin  yang
              dikendalikan oleh produsen (pembuat vaksin).

              Terkait semua program vaksin berbayar itu, ada beberapa alasan yang menjadi kekhawatiran
              KSPI akan menyebabkan komersialisasi.

              1. Berkaca dari program rapid tes untuk mendeteksi ada atau tidaknya seseorang terpapar virus
              Covid-19 (baik rapid test sereologi, antigen, dan PCR), mekanisme harga di pasaran cenderung
              mengikuti  hukum  pasar.  Awalnya  pemerintah  menggratiskan  program  rapid  tes,  tetapi
              belakangan rapid tes terjadi komersialisasi dengan harga yang memberatkan. Misalnya, adanya
              kewajiban rapid tes sebelum naik pesawat dan kereta api, bertemu pejabat, bahkan ada buruh
              yang masuk kerja pun diharuskan rapid tes.

              Said mengatakan, ini yang disebut komersialiasi. Tidak menutup kemungkinan program vaksi
              gotong royong dan vaksin berbayar secara individu juga terjadi hal yang sama.

              2.  Kemampuan  keuangan  tiap-tiap  perusahaan  dan  individu  warga  negara  berbeda.  Jumlah
              perusahaan menengah ke atas yang mampu membayar vaksin tidak lebih dari 10% dari total
              yang ada. Berarti hampir 90% dari total jumlah perusahaan di seluruh Indonesia atau lebih dari
              80%  dari  total  jumlah  pekerja  di  Indonesia,  perusahaannya  tidak  mampu  membayar  vaksin
              gotong royong.

                                                           62
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68