Page 24 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 SEPTEMBER 2020
P. 24

BURUH RENCANAKAN AKSI BESAR-BESARAN

              JAKARTA  ---  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  berencana  melakukan  aksi  besar-
              besaran untuk menolak omnibus law RUU cipta kerja. Aksi ini disiapkan apabila DPR sampai
              mengubah atau mengurangi pasal-pasal dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 dengan RUU ciptaker.

              Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, jika dalam beberapa hari mendatang KSPI, KSPSIAGN,
              dan 32 federasi lain melihat pembahasan pasal demi pasal tidak mengakomodasi kepentingan
              kaum buruh dan dilakukan dengan sistem kejar tayang untuk memenuhi tenggat 8 Oktober
              2020,  bisa  dipastikan  buruh  dan  seluruh  serikat  buruh  akan  menggelar  aksi  besar-besaran.
              Menurut Iqbal, aksi ini akan melibatkan ratusan ribu massa.

              "Bahkan, tidak menutup kemungkinan jutaan buruh, yang dilakukan sesuai dengan mekanisme
              konstitusi.  Aksi  ini  akan  dilakukan  secara  bergelombang  setiap  hari  di  DPR  RI  dan  DPRD  di
              seluruh Indonesia," kata Iqbal saat dikonfirmasi Ahad (27/9). "Tidak hanya itu, KSPI bersama 32
              konfederasi dan federasi yang lain sedang mempertimbangkan untuk melakukan mogok nasional
              sesuai mekanisme konstitusi."

              Iqbal  mengeklaim,  aksi  besar-be-saran  tersebut  sudah  terkonfirmasi.  Berbagai  elemen
              masyarakat  akan  bergabung  dengan  aksi  buruh.  Elemen-elemen  yang  juga  siap  untuk
              melakukan aksi bersama adalah mahasiswa, petani, nelayan, masyarakat sipil, masyarakat adat,
              penggiat lingkungan hidup, penggiat HAM, dan lainnya.

              Iqbal  menyoroti  DPR  yang  sejak  Jumat  (25/9)  kemarin  hingga  Sabtu  (26/9)  melakukan
              pembahasan omnibus law RUU cipta kerja untuk klaster ketenagakerjaan pasal demi pasal. KSPI
              mendesak  DPR  untuk  segera  menghentikan  pembahasan  klaster  ketenagakerjaan  dan  tidak
              mempunyai target waktu atau kejar tayang dalam melakukan pembahasan omnibus law RUU
              cipta kerja. "KSPI dan buruh Indonesia menolak keras sistem kejar tayang yang dipaksakan oleh
              pemerintah dan DPR RI, di mana omnibus law akan disahkan pada tanggal 8 Oktober 2020."

              Ia  menegaskan,  pihaknya  bersama  32  federasi  buruh  yang  lain  meminta  agar  klaster
              ketenagakerjaan dikeluarkan dari RUU cipta kerja. Selain itu, serikat pekerja meminta tidak ada
              pasal-pasal  di  dalam  UU  13/2003  yang  diubah  atau  dikurangi.  "Bila  ada  permasalahan
              perburuhan yang belum diatur dalam UU No 13/2003 maka mari ldta dialog untuk dimasukkan
              dalam omnibus law, tapi tidak boleh sedikit pun mengubah, apalagi mengurangi isi UU No 13
              Tahun 2003," kata dia.
              Oleh karena itu, buruh Indonesia mendesak Panja Baleg DPR untuk menghentikan pembahasan
              RUU cipta kerja. Iqbal mengatakan, setelah mengikuti pembahasan dalam dua hari ini, mereka
              meyakini adanya kemungkinan pengurangan hak-hak buruh yang diaUir dalam pasal-pasal UU
              13/2003.

              Adapun yang ditolak buruh dari omnibus law RUU cipta kerja antara lain hilangnya UMK dan
              UMSK, adanya upah padat karya, serta kenaikan upah minimum hanya pertumbuhan ekonomi
              tanpa menambah inflasi. Kemudian, PHK dipermudah, hak upah atas cuti hilang, cuti haid hilang,
              karyawan kontrak seumur hidup, karyawan outsourcing seumur hidup, nilai pesangon dikurangi,
              bahkan komponennya ada yang dihilangkan.

              Wakil Ketua Panitia Kerja (Panja) Omnibus Law RUU Gpta Kerja Achmad Baidowi mengaku tak
              mempersoalkan  rencana  demonstrasi  tersebut.  Pasalnya,  demonstrasi  itu  merupakan  hak
              konstitusional warga. "Ya demo itu hak konstitusional warga yang dilindungi undang-undang,"
              kata Baidowi, kemarin.

              ed: ilham tirta



                                                           23
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29