Page 301 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 SEPTEMBER 2020
P. 301

Hak-hak pekerja, seperti cuti dan libur dikurangi melalui RUU Cipta Kerja.

              Pada Agustus lalu, DPR membentuk tim perumus RUU Cipta Kerja bersama sejumlah serikat
              buruh  sebagai  respons  atas  penolakan  massa  buruh  dan  pekerja  terhadap  klaster
              ketenagakerjaan.

              Setelah dua hari menggelar rapat, yaitu pada 20-21 Agustus, tim perumus menghasilkan empat
              kesepakatan soal klaster ketenagakerjaan.

              Salah satu kesepakatannya yaitu materi klaster ketenagakerjaan yang mengatur soal perjanjian
              kerja waktu tertentu, upah, pesangon, hubungan kerja, PHK, jaminan sosial, dan penyelesaian
              hubungan industrial mesti berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

              Presiden  KSPI,  Said  Iqbal,  berharap  aspirasi  serikat  buruh  betul-betul  didengarkan  DPR  dan
              disampaikan kepada pemerintah saat rapat pembahasan klaster ketenagakerjaan.
              Namun, di lain sisi, ia masih berharap klaster ketenagakerjaan bisa dicabut dari RUU Cipta Kerja.

              "Bagi kami DPR sudah bekerja menampung aspirasi rakyat. Tentang hasil kami akan ikuti terus
              dengan sungguh-sungguh, karena bagi kami hasil juga penting. Tapi setidak-tidaknya proses
              untuk menampung, bahan inisiasi tim perumus ini diinisiasi Pak Willy (Wakil Ketua Baleg Willy
              Aditya), tim besarnya inisiasi Pak Dasco (Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco), kami mengapresiasi,"
              kata Said, Jumat (21/8/2020).

              Klaster ketenagakerjaan ini menjadi bagian dalam RUU Cipta Kerja yang dibahas paling akhir.
              Sementara, diketahui ada 11 klaster dalam RUU Cipta Kerja.
















































                                                           300
   296   297   298   299   300   301   302   303   304   305   306