Page 42 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 SEPTEMBER 2020
P. 42
INVESTASI DI KEK GALANG BATANG TELAH MENCAPAI RP 11 TRILIUN
Total nilai investasi yang telah masuk ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di
Bintan, Kepulauan Riau hingga September 2020 mencapai Rp 11 triliun atau sekitar 30% dari
perkiraan investasi hingga 2027 yang sebesar Rp 36,25 triliun. Sementara realisasi penyerapan
tenaga kerja dalam tahap pembangunan mencapai 3.500 orang.
"Ini luar biasa dan diharapkan bisa terus bertambah serta memberikan multiplier effect yang
lain," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Dewan
Nasional KEK saat meninjau KEK Galang Batang di Bintan, Kepulauan Riau, Sabtu (26/9).
Ia mengatakan, pemerintah terus mendorong pembangunan kewilayahan melalui kebijakan
percepatan pembangunan infrastruktur ekonomi, salah satunya adalah Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) Galang Batang di Bintan, Kepulauan Riau. Hingga saat ini, progres pembangunan
KEK ini telah mencapai 80% dan ditargetkan dapat beroperasi mulai 2021.
Saat ini, kata Airlangga, KEK Galang Batang sedang melaksanakan beberapa pembangunan
infrastruktur dan utilitas kawasan, refinery alumina, dan power plant (pembangkin listik). KEK
ini ditargetkan dapat melakukan ekspor perdana sebanyak satu juta ton Smelting Grade Alumina
(SGA) pada tahun depan.
"Ini adalah suatu milestone (batu loncatan) tersendiri karena sebelumnya kita hanya mengekspor
bauksit. Sekarang bisa diproduksi di sini," ujar Airlangga.
Ia menggarisbawahi, pendekatan yang dilakukan dalam pengembangan KEK Galang Batang
tidak hanya mendirikan industri aluminium atau alumina saja, melainkan juga industri tekstil.
"Jadi ini adalah pendekatan yang unik dan tidak banyak dilakukan di berbagai pabrik lain. Bapak-
bapak yang pria bekerja di pabrik baja, sedangkan yang wanita bisa bekerja di pabrik tekstil,"
ucap Airlangga.
Ia memberikan apresiasi kepada PT Bintan Alumina Indonesia sebagai pengembang kawasan
dan juga investor utama KEK Galang Batang. "Saya menunggu kapan bisa diresmikan karena
aluminium adalah bahan yang banyak digunakan berbagai sektor, bahkan otomotif pun sekarang
sebagian menggunakannya," terang dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan
Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Suhartono
mengatakan, di KEK Galang Batang tengah dibangun smelter aluminium dengan kapasitas
produksi satu juta ton per tahun.
Menurut dia, saat ini ada 90 tenaga kerja Indonesia tengah mengikuti pelatihan di Tiongkok
untuk mendapatkan alih teknologi dan keterampilan. "Mereka ini nanti akan menjadi pengganti
dari tenaga kerja asing yang ada di sini,'1 ujar dia.
Lokasi Strategis
KEK Galang Batang sebagai salah satu KEK yang bertema industri, menurut Airlangga,
merupakan suatu contoh KEK yang berkembang baik dan bisa dijadikan model untuk KEK
lainnya. Lokasinya pun strategis yaitu terletak di Selat Malaka yang merupakan jalur
perdagangan internasional, serta berhadapan dengan Singapura serta Malaysia.
KEK Galang Batang diproyeksikan menjadi kawasan dengan kegiatan utama yakni industri
pengolahan bauksit dan turunannya, dengan perkiraan investasi sebesar Rp 36,25 triliun dan
penyerapan tenaga kerja paling tidak sebesar 23.200 orang sampai dengan 2027. Nilai investasi
tersebut masih berpotensi bertambah hingga US$ 5,5 miliar atau sekitar Rp 77 triliun.
41