Page 90 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 MEI 2021
P. 90

Ilustrasi. FOTO/Yorri Farli JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah meminta
              perusahaan yang mempekerjakan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) untuk mengikutsertakan
              pekerjanya dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan. Menurutnya, TKBM bekerja pada
              salah satu profesi dengan risiko cukup tinggi, sehingga pelindungan jaminan sosial mutlak harus
              diberikan.

              Hal  tersebut  disampaikan  Ida  saat  menghadiri  Sosialisasi  Jaminan  Sosial  Bagi  Tenaga  Kerja
              Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara Senin (10/5/2021). "Karena ini adalah
              salah satu jenis pekerjaan yang berisiko cukup tinggi. Karena risiko cukup tinggi, saya kira negara
              perlu hadir memastikan perlindungan kepada bapak/ibu semua," kata Ida.

              Berdasarkan Data BPJS Ketenagakerjaan pada Mei 2021, jumlah TKBM Pelabuhan Tanjung priok
              sebanyak 2.325 orang dan seluruhnya telah menjadi peserta Program Jaminan Kecelakaan Kerja
              (JKK) dan Program Jaminan Kematian (JKM). Selain itu, sebagian pekerja juga mendaftar sebagai
              peserta program Jaminan Hari Tua (JHT). "Saya kira apa yang sudah diterapkan di Pelabuhan
              Tanjung Priok ini bisa menjadi contoh bagi Pelabuhan lainnya," lanjutnya.

              Ida menjelaskan, untuk memberikan pelindungan jaminan sosial ketenagakerjaan yang optimal,
              Pemerintah  Indonesia  telah  memberlakukan  Undang-Undang  Nomor  40  tahun  2004  tentang
              Sistem  Jaminan  Sosial  Nasional,  Undang-Undang  Nomor  24  Tahun  2011  tentang  Badan
              Penyelenggara Jaminan Sosial, dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
              berikut aturan turunannya.
              Ida  menyebut,  pemerintah  menghadirkan  UU  Cipta  Kerja  tidak  hanya  untuk  meningkatkan
              investasi  guna  menciptakan  lapangan  kerja,  namun  juga  untuk  memperkuat  sistem  jaminan
              sosial  ketenagakerjaan  yang  sudah  ada.  "Pemerintah  berharap  ada  investasi  baru  yang
              menyerap  tenaga  kerja,  tapi pemerintah  juga melakukan  perlindungan  kepada  mereka  yang
              sudah bekerja," sebutnya.

              Penguatan  pelindungan  sosial  tersebut  diwujudkan  salah  satunya  dengan  diluncurkannya
              program jaminan sosial baru, yakni Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). JKP diperuntukkan bagi
              pekerja  peserta  program  BPJS  Ketenagakerjaan  yang  ter-PHK.  Nantinya,  mereka  akan
              mendapatkan manfaat berupa cash benefit, pelatihan kerja, hingga informasi pasar kerja. "Ini
              bukti bahwa pemerintah sangat concern dalam memberikan pelindungan kepada pekerjanya,"
              ujarnya.

              Senada  dengan  Menaker,  Direktur  Utama  BPJS  ketenagakerjaan,  Anggoro  Eko  Cahyo,
              mengatakan  bahwa  TKBM  bekerja  pada  jenis  pekerjaan  dengan  risiko  cukup  tinggi.  Oleh
              karnanya,  diharapkan  TKBM  mengikuti  program  jaminan  sosial  ketenagakerjaan.  Anggoro
              menjelaskan, berbagai program yang disediakan oleh BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya untuk
              membantu  pekerja/buruh  manakala  mengalami  kecelakaan  kerja,  namun  juga  memberi
              pelindungan  kepada  keluarganya.  "Jadi  benefit  ini  manakala  terjadi  kecelakaan  kerja  pada
              bapak/bu, manfaatnya juga akan dirasakan oleh keluarga," ujarnya.

              (nng).















                                                           89
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95