Page 197 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 JUNI 2021
P. 197
Di tahun kedua, lanjut Fore, penutupan sekolah, gangguan ekonomi, dan anggaran nasional
yang menyusut membuat banyak keluarga untuk membuat pilihan yang sulit dengan meminta
anak-anaknya bekerja.
Anak laki-lagi lebih mungkin terkena dampak ini, terhitung ada 97 dari 160 juta anak telah
berjuang menjadi pekerja anak pada awal tahun 2020.
Laporan terbaru juga menunjukkan adanya peningkatan signifikan yang terlihat pada anak-anak
usia 5 hingga 17 tahun yang melakukan pekerjaan berbahaya, yang bisa mempengaruhi
perkembangan, pendidikan, atau kesehatan anak.
Beberapa pekerjaan tersebut umumnya ada sektor pertambangan yang berhubungan dengan
mesin berat, dan bekerja lebih dari 43 jam seminggu, yang membuat mereka hampir tidak
mungkin bisa bersekolah.
Sebanyak 79 juta anak dianggap melakukan pekerjaan berbahaya seperti itu pada awal 2020,
naik 6,5 juta dari empat tahun sebelumnya.
Selain pekerjaan berbahaya seperti yang disebutkan sebelumnya, mayoritas pekerja anak juga
terkonsentrasi di sektor pertanian, yang menyumbang 70% dari total global, atau 112 juta anak.
Sisanya, sekitar 20% ada di sektor jasa dan sekitar 10% di industri lain.
Peningkatan terbesar dalam pekerja anak tercatat di kawasan sub-Sahara Afrika, yang memang
dilanda krisis ekonomi dan sosial yang sangat ekstrem.
Laporan PBB menyebut hampir seperempat anak berusia 5 hingga 17 tahun di sub-Sahara Afrika
sudah menjadi pekerja anak, berbanding dengan hanya 2,3% di Eropa dan Amerika Utara.
"Kita tidak bisa berdiam diri sementara generasi baru anak-anak berada dalam bahaya. Kita
berada pada momen penting dan banyak bergantung pada bagaimana kita merespons," kata
Ketua ILO Guy Ryder.
PBB akan berupaya menggerakkan semua badan terkait untuk mengatasi lonjakan pekerja anak
di tengah pandemi Covid-19. Langkah yang terlambat disebut bisa membuat kondisi ini bertahan
lama dan terus memburuk.
196