Page 97 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 JUNI 2021
P. 97

Ringkasan

              Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Said  Iqbal  mengungkapkan  adanya
              beberapa poin pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu perusahaan BUMN, yakni PT PLN
              (Persero), terhadap karyawan outsourcing. Pertama, pekerjaan yang tumpang tindih dan campur
              aduk. Menurut Said, pihak PLN tidak memastikan kejelasan pekerjaan yang menjadi kewajiban
              buruh outsourcing.



              KSPI UNGKAP DUGAAN PELANGGARAN PLN TERHADAP BURUH OUTSOURCING

              Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Said  Iqbal  mengungkapkan  adanya
              beberapa poin pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu perusahaan BUMN, yakni PT PLN
              (Persero), terhadap karyawan outsourcing.
              Pertama, pekerjaan yang tumpang tindih dan campur aduk.

              Menurut Said, pihak PLN tidak memastikan kejelasan pekerjaan yang menjadi kewajiban buruh
              outsourcing.

              "Pekerjaan yang tumpang tindih dan campur aduk ini, enggak jelas hari ini kerja apa, besok kerja
              apa," ungkap Said secara virtual, Kamis (10/6/2021).
              Poin selanjutnya, buruh outsourcing bekerja di vendor atau agen outsourcing, tetapi perintah
              pekerjaan yang diterima adalah perintah dari PLN.

              Daftarkan  email  Kemudian,  PLN  juga  diduga  tidak  membayarkan  upah  lembur  kepada  para
              pekerja outsourcing -nya.

              "Buruh outsourcing bekerja di vendor, tapi malah perintah kerja dari PLN, sudah gitu lembur
              atau kelebihan jam kerja tidak dibayarkan. Misal memasang kabel melebihi jam kerja (8 jam),
              lebih dari itu tidak dihitung lembur," jelas dia.

              KSPI  juga  menilai, PLN memberikan  instruksi  di  luar  daripada kontrak  kerja  antara  PLN  dan
              vendor. Kontrak yang diberikan juga tidak transparan, utamanya terkai dengan upah, jam kerja,
              dan lembur.

              "PLN suka memberikan pekerjaan di luar kontrak, ketetapan gaji juga tidak ada kesepakatan
              dengan pekerja. Banyak kontrak pekerja dengan vendor yang tidak menjelaskan upah, jam kerja,
              dan lembur. Masa orang bekerja, upahnya tidak dijelaskan dalam kontrak?" ungkap dia.

              Atas hal ini, buruh meminta beberapa tuntutan, yakni meminta penggantian direksi dan komisaris
              PLN, terutama yang terkait dengan SDM.

              Said juga meminta PLN memberlakukan kembali aturan vendor sebagai anak usaha PLN.

              "Kembalikan kesepakatan Menteri BUMN (sebelumnya) Dahlan Iskan dengan Komisi IX, yaitu
              semua outsourcing PLN diikat sebagai anak perusahaan, termasuk di daerah. Dengan begitu,
              masa kerja pegawai outsourcing diatas 5 tahun dapat diangkat sebagai karyawan tetap," jelas
              dia.

              Ia mengimbau agar Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dapat memfasilitasi Perjanjian Kerja
              Bersama (PKB) antara pekerja outsourcing PLN, dengan manajemen PLN yang berlaku untuk
              semua pekerja outsourcing PLN diseluruh Indonesia.




                                                           96
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102